Upaya mewujudkan terbentuknya organisasi perempuan petani makin mendekati hasil yang menggembirakan. Beberapa pemeran kunci dalam Komite Persiapan Organisasi Perempuan Petani API, seperti Maria Loretha, Amalia Pulungan, Ika N. Krishnayanti, Vien Tanjung, Lutfiyan Hanim, dan Nina Silvia hadir pada pertemuan lanjutan yang dihelat di Sekretariat Nasional Aliansi Petani Indonesia, Jl. Slamet Riyadi IV No.49-50, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur (14/02/13).
“Acara ini merupakan lanjutan dari pertemuan di Rapat Pimpinan Nasional API di Solo pertengahan Desember 2012 lalu”, ujar Ika N. Krishnayanti. “Di Solo, beberapa pemimpin perempuan dari beberapa anggota di daerah hadir membahas persiapan pembentukan organisasi perempuan petani API. Pada saat itu, pembahasan sudah sampai kepada beberapa hal mendasar seperti pentingnya kemandirian organisasi, peningkatan pendapatan secara mandiri dan sumber daya manusia yang mandiri. Pertemuan lanjutan ini mengembangkan hasil dari pertemuan di Solo tersebut.
Selain mereview hasil-hasil pertemuan Komite Perempuan di Solo, acara tersebut juga membahas rancangan struktur organisasi beserta fungsi masing-masing personel, termasuk di dalamnya visi dan misi yang harus segera dibahas, serta berbagai rencana pertemuan reguler organisasi perempuan petani API.
Beberapa kata kunci mengemuka terkait rumusan visi yang akan diusung organisasi rencananya berdiri sebagai organisasi otonom API, di antaranya livelihood (bukan hanya berupa mata pencaharian yang berkelanjutan bagi petani kecil, tetapi termasuk di dalamnya adalah jiwa, raga, rasa aman/bebas dari rasa takut untuk berporduksi); kesetaraan; kedaulatan pangan; budaya atau kearifan lokal; dan pengembangan generasi muda petani.
“Misi organisasi masih akan kita bahas lagi pada beberapa pertemuan selanjutnya,” sambung Loretha, petani pengembang pangan lokal dari Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur. “Beberapa pesan penting sudah ada dalam rancangan misi kami, seperti pengembangan pertanian berkelanjutan yang responsif terhadap dinamika perubahan teknologi dan pasar, menghargai kelokalan (local wisdom) dan seterusnya. Tapi itu akan kita perdalam lagi nanti”.
Ditanya mengenai sebaran geografisnya, Loretta menyebut beberapa wilayah seperti Lumajang, Situbondo (Jawa Timur), Bumiayu,Purbalingga, Banjarnegara (Jawa Tengah), Siantar, Langkat (Sumatera Utara), Jembrana (Bali), Sumbawa (NTB), dan NTT (Lembata, Nagekeo, Bajawa, Manggarai Timur, Manggarai Barat), Flores Timur (P. Solor, P. Adonara) sebagai rencana wilayah pengembangan basis keanggotaan organisasi perempuan petani ini.
Meski masih dalam masa berbenah, organisasi yang digagas sebagai salah satu upaya untuk memperkuat kelompok perempuan anggota Aliansi Petani Indonesia (API) tersebut sudah mentargetkan terbentuknya berbagai organisasi perempuan petani lokal di tingkat daerah melalui upaya konsolidasi nasional yang akan dilaksanakan di sepanjang tahun 2013. Beberapa agenda kegiatan lain meliputi pemanfaatan lahan pekarangan, penanaman secara organik dan berkelanjutan, pembuatan database online, penganekaragaman pangan lokal khususnya di lahan kering secara nasional, serta terwujudnya pusat pendidikan, penelitian, dan pelatihan petani secara mandiri serta kegiatan off-farm juga sudah masuk dalam rancangan kegiatan selama setahun ini. [] Dilaporkan oleh Lodzi.
SPIRIT….!!!!
Mari menyatukan gerak langkah demi kesejahteraan rakyat dan bumi pertiwi…
NKRI tercinta..
Mantaaaaappps bro !!!
Tapi masih harus kerja keras mengajak petani maju, melek, dan mandiri 🙂