Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PC-PMII Indramayu) wilayah Kabupaten Indramayu (Jawa Barat), telah melakukan pelatihan selama 4-hari. Tema yang diusung ini “BELAJAR BERSAMA MASSA RAKYAT(BBM) ADVOKASI & PENGORGANISIRAN,” dari peserta perwakilan kader PMII ini ada juga dari perwakilan pemuda tani, seperti Serikat Petani Majalengka(SPM) dan Serikat Tani Indramayu (STI). Perwakilan ini melibatkan peserta se-Jawa Barat. Para peserta kader PMII dan Pemuda Tani ini adalah kader-kader penggerak(Organiser) pilihan yang telah direkomendasi sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Pengurus Cabang dan Organisasi Tani Lokal yang terlibat dalam pelatihan ini di wilayah basis perjuangan Serikat Tani Indramayu(STI), PUSDIK STI Desa Tanjung Kerta Blok Bojong Raong Kec. Kroya Kab. Indramayu (Kamis/12-15 Mei 2016).
Pelatihan ini bekerjasama dan didukung oleh lembaga-Organisasi Massa lainnya, serta keterlibatan ini juga sebagai Pemateri dari Lembaga-lembaga penggerak Hak Asasi Manusia dan Reforma Agraria, seperti: Aliansi Petani Indonesia(API), Serikat Tani Indramayu(STI), Konsorsium Pembaruan Agraria(KPA) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), MABINAS PB PMII. Semuanya turut memberikan pandangan materi yang dibutuhkan dalam pelatihan ini, “Semoga dalam materi pelatihan dari awal hingga akhir nanti bisa memberikan barometer, tujuan gerakan dan masa depan rakyat, yang diemban dalam kemasan organisasi massa serta mahasiswa dan bisa menentukan tindakan politik, ekonomi, Sosial dan budaya secara global. Dalam prinsip, ‘Setia di Garis Massa’. Barang siapa bisa mengontrol pangan, maka dia akan bisa mengontrol manusia. Dan barang siapa bisa menguasasi pulau-pulau terkecil di dunia, maka dia akan menguasai jantung dunia.” tegas Sekjen API Muhammad Nuruddin, yang biasa disapa Gus Din, dari kutipannya’ mengisi materi GEOPOLEK (Geografi Politik Ekonomi.
“kami berharap, setelah kawan-kawan mengikuti pelatihan ini, kawan-kawan bisa masuk ke Pabrik-pabrik, turun ke ladang dan sawah, masuk dari kampus satu ke kampus yang lainnya, masuk dari desa-desa terpelosok hingga ke kota-kota besar di Indonesia ini. Bersatu dan menghimpun kekuatan rakyat yang progresif dan militan. Bersekutulah dengan kekuatan rakyat. Hanya itu yang bisa memperpanjang usia perlawanan terhadap kekuasaan yang lalim. Jadikanlah pelatihan ini sebagai ‘Revolusi Mental’ yang kita mulai dari dalam diri kita sebagai penggerak, sebab sejarah pemuda adalah sejarah pergerakan”. Lanjut Asep Maulana, disela-sela sesi pelatihan yang berlangsung.