Global Warming (pemanasan global) adalah peningkatan suhu pada permukaan bumi. Global warming telah terjadi pada beberapa waktu yang lalu yang disebabkan oleh pengaruh alam, antara lain: perubahah orbit bumi terhadap matahari, letusan gunung merapi, efek rumah kaca pada atmosfer, tetapi sebagian besar para ahli menyimpulkan bahwa sumbangan terbesar pemanasan global adalah diakibatkan emisi gas buang pada aktivitas kehidupan manusia.
Berkaitan dengan issue tersebut, berbagai negara dari seluruh belahan dunia, baik maju maupun berkembang berkumpul di Pulau Bali Indonesia, untuk menentukan dan merumuskan berbagai langkah dan esepakatan menyangkut ‘penyelamatan’ atas bumi. namun demikian sebagaimana dilansir banyak pihak, forum internasional tersebut diyakini juga penuh bermuatan politik dan ekonomi internasional. negara negara maju pada akhirnya akan tetap menjaga supremasinya berdasar kepentingan penguasaan akan dunia, meski jelas di dalamnya, bahwa impact dari global warming tida akan saja menimpa negara negara maju sebagai pihak yang mustinya lebih bertanggung jawab akan terjadinya pemanasan global akibat proses industrialisasi dan eksploitasi alam secara besar besaran, namun juga negara negara miskin dangan daerah yang belum tersentuh modernitas sekalipun.
Untuk memberi desakan, kritik dan masukan dalam pertemuan tersebut, di Bali, dimana acara pertemuan tingkat tinggi itu di digelar, juga berkumpul berbagai macam elemen masyarakat, LSM, dan media dari berbagai negara seperti Greenpeace, Asian Farmer Association (AFA), Institute for Global Justice (IGJ) Aliansi Petani Indonesia (API) dan lain lain.
Selain menyelenggarakan berbagai forum diskusi dan solidaritas, lembaga lembaga tersebut juga menggelar berbagai aksi. namun demikian, karena alasan keamanan dan ketentraman Bali yang nota bene merupakan salah satu tempat tujuan wisata internasional, maka pengetatan peta keamanan pun terbilang tinggi. karenanya volume aksi pun dibatasi dengan format format yang dirasa cukup safe untuk tidak sampai mengganggu jalannya acara pertemuan.
Aliansi Petani Indonesia (API) yang secara riil juga memiliki basis petani di Bali – yang juga merupakan Region tersendiri – melakukan aksi turun jalan bersama masyarakat adat setempat dengan grand issue “Global Warming – Global Poverty”. Meski berjumlah tak besar, tak pelak hal tersebut cukup menarik perhatian baik peserta aksi dari elemen elemen lain maupun media massa.
dan sementara itu, di hari yang sama di saat seluruh mata tertuju ke Bali, di Jakarta API melakukan aksi turun jalan dan melakukan long march dari kompleks masjid Istiqlal menuju Istana Negara. Aksi yang sedikit molor dari jadwal dikarenakan hujan yang turun cukup lama tersebut diikuti tak kurang dari 250 orang yang terdiri dari petani asal Brebes Jawa Tengah yang terkoordinasikan melalui Jamuni (serikat tani API .Red), FPR (front Perjuangan Rakyat) dan Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi (SOMASI).
Dalam selebaran dan berbagai orasinya, API meneriakkan issue eksploitasi yang dilakukan negara negara maju berbasis industri terhadap baik tenaga manusia dan alam negara negara berkembang. logika kapitalisme dalam proses pengerukan untung dan akumulasi modal tersebut pada akhirnya bukan saja menindas secara ekonomis-politis, namun juga secara langsung mulai mengikis ketahanan alam dan berakibat pada ketidakseimbangan bumi dan merangsang terjadinya pemanasan global.
setelah menggelar orasi dan sebar selebaran di Istana Negara, massa kemudian secara bergelombang menuju jl. Diponegoro. di halaman sekretariat IGJ sudah menanti panggung solidaritas yang dipersiapkan juga sebagai aksi budaya bertajuk Climate Justice (keadilan Iklim). selain mempertunjukkan kesenian seperti sulap, musik dan lain lain, sebagai Ending dari acara tersebut para perwakilan elemen yang hadir berkumpul dalam satu panggung dan secara bersama sama menyatakan petisi budaya menyangkut pertemuan di Bali (Lodz).