Kamis, 12 Mei 2011 20:19 wib
JAKARTA – Ada kabar baik buat para petani padi. Perum Bulog diberikan fleksibelitas membeli gabah dan beras petani di atas harga pokok pembelian (HPP) pemerintah. Selain itu, penyerapan gabah akan dibeli dalam kualitas apapun. Adanya kebijakan tersebut, diharapkan tidak ada lagi keluhan para petani yang gabahnya tidak dibeli Bulog.
Hal itu dilakukan untuk menggenjot untuk mengisi stok Bulog yang ditargetkan pemerintah sebesar 3,5 juta ton. Kita perintahkan kepada seluruh divre mampu membeli gabah dan beras dengan kualitas apapun, ujar Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Kamis (12/5/2011).
Pijakan Bulog tersebut, dituangkan dalam Inpres No 8/2011 mengenai kebijakan pengamanan cadangan beras yang dikelola pemerintah dalam menghadapi kondisi iklim ekstrem. Inpres sendiri telah diterbitkan 15 April 2011 lalu. Namun, nampaknya ketentuan tersebut belum tersosialisasikan dengan baik di daerah.
Dengan Inpres tersebut, menurut Sutarto, Perum Bulog diberikan fleksibelitas dalam pembelian gabah. Artinya, gabah dan beras petani bisa dibeli di atas HPP. Jadi, penyerapan gabah dan beras petani tidak hanya berpatokan pada HPP sesuai Inpres Nomor 7/2009.
Dalam ketentuan tersebut, harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp2.685 per kg. Untuk gabah kering giling (GKG) sebesar Rp3.300 per kg di penggilingan. Sementara, beras ditetapkan Rp5.060 per kg.
Menurut Sutarto, meski saat ini harga gabah sudah mengalami penurunan, namun belum dapat mencapai ketentuan HPP. Dalam perhitungan Bulog, rata-rata harga GKP selama Januari-April adalah Rp3.454 per kg atau 28,67 persen di atas HPP. Harga beras IR 64 kualitas III menjadi Rp5.600 per kg, naik Rp100 per kg sejak pekan pertama Mei 2011.
Berbekal Inpres No 8/2011 itu, Sutarto mengatakan, telah memerintahkan semua drive di daerah agar mengoptimalkan penyerapan gabah. Caranya dengan memberikan insentif harga beras kepada para mitra Bulog sebesar Rp200 per kg di atas HPP.
Ketika ditemukan ada potensi stok gudang Bulog, kita beli diharga Rp5.260 per kg. Namun, harga sudah beranjak naik, terakhir kita beli beras di harga Rp5.400 per kg, terang dia.
Meski begitu, aku Sutarto, cara pembelian gabah di atas HPP tersebut langsung dimonitor Badan Pusat Statistik (BPS). Hal tersebut, untuk mengantisipasi pengaruhnya terhadap gejolak inflasi. Kita selalu rapatkan hal ini di rapat koordinasi pangan dengan Menko Perekonomian, ujar Sutarto.
Mengenai pemenuhan stok raskin, Sutarto berpendapat, berpegang pada standar kualitas beras untuk penyimpanan stok beras pemerintah sesuai Inpres No 7/2009. Dalam ketentuan itu, yakni kadar air 14 persen, broken 20 persen, derajat sosoh 95 persen.
Namun, menurut Sutarto, melalui regulasi baru tadi, kualitas gabah dan beras petani dapat dibeli dalam kualitas apapun. Manajemen memerintahkan unit pengolahan gabah dan beras (UPGB) membeli gabah petani untuk kemudian diproses kembali, apakah menjadi beras jenis premium atau cukup beras medium. (mtn)
(Sumber : http://economy.okezone.com/read/2011/05/12/320/456535/bulog-akan-beli-semua-gabah-petani-kualitas-apapun)