Selasa, 4 Mei 2010 12:40 wib
Andina Meryani – Okezone
JAKARTA – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) baru sanggup menyerap 70 persen dari total kapasitasnya sepanjang panen raya ini. Rendahnya kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di level petani adalah salah satu penyebab harga di tingkat petani turun.
Hal tersebut dikatakan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, usai rakor Pangan, di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (4/5/2010).
“Tapi kan harga rata-rata totalnya masih di atas HPP, ada masalah-masalah di dalam harga gabah itu di antaranya adalah karena masalah mutu, karena hujan, ada di beberapa tempat gabah yang mutunya bagus dan sesuai ketentuan tapi harganya di bawah HPP. Itu yang kita cari solusinya. Kita minta Bulog mencari solusi betul-betul lebih aktif, sampai saat ini Bulog masih 70 persen menyerap dari target dia,” katanya.
Namun, ada sejumlah kasus juga di beberapa daerah di mana kualitas GKG cukup baik namun ternyata harga GKG di bawah HPP.
Berdasarkan data BPS, dari keseluruhan observasi selama April, terdapat 151 observasi (23,27 persen) kasus harga di bawah HPP ditemukan di tingkat penggilingan, masing-masing sebanyak 17 observasi (41,46 persen) pada gabah kualitas GKG dan 134 ibservasi (22,04 persen) pada gabah kualitas GKP.
Sedangkan di tingkat petani, terdapat 134 observasi (22,04) kasus harga yang terjadi di 14 Provinsi, yaitu NAD, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.
“Datanya ada di BPS, kira-kira ada di beberapa tempat, enggak banyak,kita langsung memberi perhatian yang tinggi,” ujarnya.
Hingga kemarin, stok beras sudah mencapai 1,4 juta ton untuk enam bulan ke depan. Untuk bulog sendiri hingga akhir bulan lalu stok yang tersedia digudangnya sekira 800 ribu ton. “Kita minta stok kita tetap berada di kisaran 1,5-1,4-1,6 juta, tetap konsisten,” tandasnya.
(Sumber : http://economy.okezone.com/read/2010/05/04/320/329095/)