Sabtu, 05 Februari 2011 | 16:36 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta – Perum Bulog sudah mengadakan kontrak dengan beberapa daerah yang akan memasuki musim panen padi untuk menyerap beras petani dalam rangka memenuhi target pengadaan beras dalam negeri 3-3,5 juta ton tahun ini.
Pengadaan beras mulai berjalan pada Februari ini. “Kami tidak ingin ingin kehilangan momentum musim panen yang sudah mulai di beberapa daerah ini,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso ketika dihubungi Jumat (4/2) malam.
Di Jawa Timur misalnya. Perum Bulog memiliki kontrak pembelian beras 6.000 ton. Angka ini belum termasuk dari sentra produksi lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Untuk menyerap beras petani, Bulog masih menggunakan ketetapan harga pembelian pemerintah (HPP) lama yang tercantum dalam Inpres Nomor 7 Tahun 2009.
Dalam Inpres tersebut harga gabah kering panen ditetapkan Rp 2.640 per kg, gabah kering giling, Rp 3.300 per kg, dan beras Rp 5.060 per kg. Selama pemerintah tidak mengumumkan HPP baru, kata Sutarto, pihaknya tetap menggunakan ketetapan Inpres yang lama.
Meski sudah melakukan pengadaan, namun volume pengadaan sangat tergantung kondisi harga gabah dan beras di lapangan. “Kalau harga di lapangan masih tetap tinggi, kami harus fleksibel agar bisa tetap membeli gabah,” tuturnya. Salah satu caranya Bulog akan mengoptimalkan peran Unit Pengelolaan Gabah Beras, yang membeli gabah secara komersial.
ROSALINA
(Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/02/05/brk,20110205-311280,id.html)