Editor: Erlangga Djumena
Rabu, 2 Februari 2011 | 07:31 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Untuk menutupi kekurangan stok cabai dalam negeri, impor cabai sekitar 15.000 ton dari luar negeri pun menggunakan pesawat.
Langkah impor cabai ini, menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI Gunaryo, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (1/2/2011), dilakukan dalam rangka mencukupi stok dan membantu menurunkan harga cabai yang kian meroket di pasar dalam negeri.
Cabai impor tersebut, imbuhnya, berasal dari negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia. Hal ini juga diambil dengan mengukur jarak tempuh plus waktu transportasi agar cabai impor tidak rusak dan membusuk. Itu kemarin dilihat ada potensi. Setelah dihitung dengan transportasi, masih memungkinkan dibawa ke Indonesia. Masuk hanya hitungan 3, 4, hingga 5 jam. Satu upaya juga untuk menghadang harga dan pasokan dalam negeri, ungkapnya.
Dia melanjutkan, faktor yang memungkinkan agar waktu tempuh untuk mengangkut cabai impor dari negara tetangga relatif singkat, yakni hingga 5 jam, adalah menggunakan pesawat. Kalau bisa ditempuh 3-4 jam. Kalau container lewat dari itu berisiko. Cuma pesawat (yang memungkinkan), ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, dua pekan terakhir cabai rawit merah impor asal China dan Thailand telah menyerbu pasar Jakarta dan sekitarnya. Para pedagang mencampur rawit impor yang harganya lebih murah dengan rawit lokal untuk menekan harga cabai, yang di pasar Depok mencapai Rp 120.000 per kilogram.
Harga rawit merah berukuran kecil dari Thailand Rp 55.000 per kg, sedangkan yang lebih besar Rp 40.000-Rp 45.000 per kg. (Srihandriatmo Malau)
(Sumber :http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/02/02/07314543/Cabai.Impor.Pun.Diangkut.dengan.Pesawat)