Sabtu, 8 Januari 2011 | 03:51 WIB
Jakarta, Kompas – Pemerintah menyiapkan Rp 2 triliun dari Rp 3 triliun dana cadangan risiko fiskal khusus pangan dalam APBN 2011. Dana itu untuk menstabilkan harga bahan pangan yang melonjak. Penggunaan dana ini akan difokuskan ke daerah yang rentan terkena tekanan harga makanan.
Anggaran Rp 2 triliun itu bisa digunakan oleh kementerian dan lembaga untuk mengintervensi harga di kantong-kantong yang sangat rentan kenaikan harga makanan. Ini yang sedang kami susun agar penggunaannya betul-betul efektif, ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat (7/1).
Menurut Hatta, upaya yang paling ampuh untuk mengintervensi harga makanan dengan operasi pasar (OP). Pemerintah memastikan akan meningkatkan kapasitas OP. Saat ini, setiap hari digelontorkan 2.000 ton beras untuk OP, yang akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, OP beras bukan untuk beras medium saja, melainkan juga beras premium. Sehingga volume beras OP sekarang rata-rata per hari di atas 4.000 ton, katanya.
Untuk memperkuat OP, stok beras di Bulog harus selalu berada di level 1,5 juta ton. Penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) juga dipercepat. Raskin direncanakan dilipatgandakan pada Februari 2011, menjadi setara dengan beras raskin untuk dua bulan.
Kami akan all out (habis-habisan) membuat pengamanan pangan, kata Hatta.
Bea masuk dihapus
Pemerintah, kata Hatta, juga mencermati kenaikan harga komoditas sereal atau biji-bijian dunia. Harga sereal dari 2009 hingga Juli 2010 telah naik 28,1 persen. Kenaikan harga ini terus terjadi hingga akhir 2010.
Tren harga beras dunia terus naik. Kami melihat, tren itu meningkat, ujar Hatta.
Untuk mengantisipasi tren kenaikan harga bahan pangan, pemerintah akan menghapus pengenaan bea masuk semua bahan pangan pokok dan bahan pakan yang berpotensi mendongkrak kenaikan harga pangan.
Keputusan itu diambil dalam retreat soal pangan di kantor Kementerian Pertanian, kemarin, yang dipimpin Menko Perekonomian.
Hatta menjelaskan, ada tren kenaikan harga pangan dunia yang cukup besar, yang dimulai menjelang kuartal IV-2010, dan terus naik. Ini berpengaruh besar di Tanah Air.
Karena itu, perlu langkah untuk menstabilkan harga pangan dengan menekan harga agar lebih terjangkau masyarakat lemah, tutur Hatta.
Pemerintah juga akan mengeluarkan dua instruksi presiden (inpres), yakni inpres terkait antisipasi iklim ekstrem dan inpres yang memberikan fleksibilitas kepada Bulog untuk membeli gabah atau beras petani.
Selain itu, pemerintah akan menetapkan harga pembelian pemerintah untuk beras dan gabah tidak dalam satu kualitas. Nanti Bulog harus membeli beras dalam berbagai kualitas dengan mengacu rafaksi, kata Hatta.
Pemerintah juga menargetkan produksi padi naik 5 persen. Tahun ini dipastikan secara bertahap disediakan tambahan lahan 2 juta hektar, ujar Hatta.
Menurut Menteri Pertanian Suswono, ada beberapa dukungan anggaran pemerintah untuk mengawal program adaptasi iklim, baik berupa bantuan langsung benih maupun pupuk, agar setiap saat bila petani butuh benih dan pupuk tersedia. Banyak yang harus kita antisipasi, tutur Suswono. (OIN/MAS)
(Sumber :http://cetak.kompas.com/read/2011/01/08/03514417/Dana.Intervensi.Harga)