Whery Enggo Prayogi – detikFinance
Kamis, 17/03/2011 15:38 WIB
Jakarta – PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) akan mengesampingkan bisnis mie kering, dan mengembangkan bisnis pengolahan beras bermerek, dalam 3 tahun ke depan. AISA menargetkan dapat meraih pangsa pasar 5% dari total kebutuhan beras nasional, atau setara 2 juta ton.
Tiga Pilar memang dikenal sebagai perusahaan pengolah mie kering ternama. Dengan beberapa merek ungggulan, seperti Ayam 2 Telor, Superior dan beberapa mereka bihun lainnya.
Perseroan, dari lini bisnis makanan, juga menghasilkan varian produk lain, seperti permen, biskuit, dan makanan ringan. Permen yang cukup ternama, Gulas, permen gula asam.
Kinerja perseroan pun masih ditopang dari penjualan bisnis makanan. Sepanjang tahun lalu AISA membukukan penjualan Rp 844 miliar. Sedangkan di tahun 2011, diperkirakan penjualan bisa mencapai Rp 3,101 triliun, dengan divisi makanan mengkontribuksi sebesar Rp 1 triliun.
Secara berkala, kontribusi penjualan bisnis beras perseroan akan dominan, dengan target penjualan Rp 3,865 triliun di 2012, atau 65% dari perkiraan total penjualan Rp 5,925 triliun.
“Bisnis beras masih bisa berkembang. Dimana dari total kebutuhan beras 40 juta ton, kami saat ini baru bisa mencatat 225.542 ton. Ini kan masih 0,5%. Kami setidaknya ingin Tab 5% dari total kebutuhan beras,” jelas Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk Sjambiri Lioe di kantornya, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (17/3/2011).
Hingga kini, perseroan memiliki jaringan distribusi di 27 lokasi yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Perseroan juga masih mendistribusikan beras dari rakyat, ke Bulog atau pasar modern lain, dengan sebelumnya dikemas dan dilabeli.
“Kami sampai saat ini belum menanam, masih mengumpulkan dari para petani,” katanya.
Kebanyakan, produksi beras petani yang dibeli perseroan berasal dari central padi nasional, yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah. Rata-rata harga beli yang dipatok Tiga Pilar kepada petani sebesar Rp 3.000 per kg.
Namun, menyadari permintaan beras yang stabil dan keinginan akan kualitas produk, AISA berencana mengintegrasikan bisnis ini. Caranya, dengan melakukan penanaman padi mulai 2013.
“Pasti kalau menanam, marjinnya semakin besar, dari yang saat ini kita lakukan, membeli dari petani,” ucap Sjambiri.
Untuk mendukung usahanya dalam memperbesar binsis beras, Tiga Pilar di semester I-2011 kembali akan mengakuisisi pabrik penggilingan beras. Nilai pabrik baru ini mencapai Rp 110 miliar. Dimana perseroan hanya akan membeli 80% saham pabrik tersebut.
“Pabrik lokasinya di daerah Jabodetabek. Sudah due dilligence, biaya Rp 110 miliar,” imbuhnya. (wep/ang)
http://www.detikfinance.com/read/2011/03/17/153832/1594615/6/fokus-di-bisnis-beras-tiga-pilar-kesampingkan-mie-kering