Banyumas, Kompas – Harga beras terus melambung dalam sepekan terakhir di Banyumas dan Purbalingga. Hal itu diduga karena menurunnya stok di pasaran dan dari petani, serta belum disalurkannya beras keluarga miskin atau raskin.
Di Pasar Wage, Purwokerto, Banyumas, akhir pekan lalu, harga jual beras eceran jenis IR 64 terbaik Rp 4.900 per kilogram, atau naik dari harga empat hari lalu yang masih pada Rp 4.600 per kg. Harga beras pandanwangi pun juga naik dari Rp 4.700 per kg menjadi Rp 5.000 per kg.
Harga beras kelas medium jenis IR 64 berkisar antara Rp 4.600 per kg hingga Rp 4.700 per kg. Harga tersebut naik rata-rata Rp 200 hingga 300 per kg dari tiga hari sebelumnya.
Warno (35), salah seorang pedagang beras di Pasar Wage, Purwokerto, mengungkapkan, sejak akhir Mei lalu, stok beras agak seret. Pengepul yang biasanya menyuplai beras minimal 1,5-2 kuintal per hari kepada dia, sejak sepekan terakhir hanya mampu menyuplai 1 kuintal per dua hari. “Harga di pengepul pun juga sudah naik. Saat saya tanya ke pengepul, katanya harga di penggilingan juga sudah naik. Jadi, sekarang harga eceran pun ikut naik,” kata dia.
Mustofa (43), tengkulak beras asal Padamara, Purbalingga, mengatakan, stok beras cenderung turun sejak akhir Mei lalu. Saat ini tak banyak lagi petani yang panen. Sebagian besar petani memasuki masa tanam kedua. “Biasanya kalau seperti ini memang naik. Nanti pas panen akan turun,” kata dia.
Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas, Mustangin, mengungkapkan, kenaikan harga beras bakal terus berlangsung hingga awal Agustus. Hal ini karena panen raya baru akan berlangsung awal bulan tersebut. “Jadi, bulan Juni-Juli ini akan terus seperti ini,” kata dia.
Namun demikian, tak tertutup kemungkinan harga beras akan turun di bulan Juli apabila raskin sudah disalurkan kepada masyarakat. (HAN/Kompas Senin, 8 Juni 2009)