Editor: Benny N Joewono
Kamis, 17 Februari 2011 | 21:34 WIB
PALEMBANG, KOMPAS.com – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Selatan meminta supaya pemerintah menghentikan kran impor beras pada saat panen raya, sehingga harga komoditas pangan itu tetap bagus.
“Kalau bisa impor beras distop atau dikurangi secara bertahap pada saat panen raya,” kata Ketua Komisi II DPRD Sumsel, Budiarto Marsul, di Palembang, Kamis (17/2/2011).
Menurut dia, pada akhir Februari dan awal Maret mendatang sejumlah daerah sentra produksi beras di Sumsel mengalami puncak panen raya.
Sejumlah daerah sentra produksi beras di Sumsel itu, seperti Musi Banyuasin (Muba), Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Musi Rawas (Mura).
Wakil rakyat itu berharap, pemerintah dapat menyerap hasil panen raya petani tersebut dengan harga yang telah ditetapkan.
“Bahkan, kalau bisa harga pembelian beras di tingkat petani itu lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan petani pula,” ujar dia.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Nelly Rasdiana, mengakui saat ini sudah mulai panen padi terutama di lahan pasang surut seperti di Kabupaten Musi Banyuasin. “Memang panennya tidak serempak dan berlangsung secara bertahap,” kata dia.
Ia menuturkan, panen raya ini akan diikuti daerah penghasil beras lainnya, seperti di OKU Timur, Musi Rawas, dan OKI.
Dia berharap, Bulog setempat dapat membeli beras petani dengan harga yang ditetapkan pemerintah, sehingga benar-benar dapat membantu petani.
Tahun 2011 ini, prognosa pengadaan gabah/beras oleh pemerintah melalui Perum Bulog Divre Sumsel sebesar 125 ribu ton setara beras, berupa pengadaan gabah sebesar 29.528 ton dan beras 106.250 ton dimulai pada Februari bersamaan dimulai panen raya.
(http://regional.kompas.com/read/2011/02/17/21341578/Hentikan.Impor.Beras.Saat.Petani.Panen)