Selasa, 16 November 2010 | 09:15 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta – Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Gunaryo, menilai masuknya beras impor belum bisa meredam kenaikan harga beras nasional. Selain karena seluruh beras impor tidak masuk bersamaan, pemerintah juga tidak mungkin mempercepat impor. “Proses pengapalan impor membutuhkan waktu cukup lama,” katanya kemarin.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan, dari rencana impor beras 600 ribu ton, baru 158 ribu ton yang dikapalkan. Dari jumlah itu, baru 68 ribu ton yang masuk ke gudang Bulog. “Sedangkan yang 70 ribu ton masih merapat di pelabuhan,” ujarnya ketika dihubungi.
Pemerintah merestui rencana impor ratusan ribu ton ini untuk menjaga stok beras nasional tetap aman, yakni 1,5 juta ton. Sebab, stok beras di Bulog awal bulan lalu baru mencapai 963 ribu ton.
Seluruh beras impor didatangkan sejak awal Oktober. Vietnam mendapat alokasi impor 550 ribu ton, sisanya berasal dari Thailand. Tapi beras asal Thailand masih terganjal urusan administrasi.
Lebih jauh Kementerian Perdagangan mencatat, harga rata-rata beras kualitas IR-II di Ibu Kota kemarin sebesar Rp 7.300 per kilogram, atau stabil sejak awal bulan ini. Namun, bila dibandingkan dengan kondisi bulan lalu, harga telah naik 1,13 persen.
Gunaryo memprediksi harga naik karena stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang turun 10 persen. Sebab, masa panen gadu hampir berakhir. Hingga kemarin stok beras di Cipinang mencapai 26.305 ton, hanya cukup memenuhi kebutuhan hingga 9 hari ke depan. Bulan lalu stok beras di pasar yang menjadi indikator perberasan nasional ini mencapai 31 ribu ton.
Jika dibandingkan dengan kondisi kritis, yakni kurang dari 2.000 ton selama dua minggu berturut-turut, Kepala Pusat Data dan Informasi Food Station Tjipinang Jaya, Suminta, menilai stok beras kali ini aman. Tingginya harga beras di pasar terjadi karena 30 persen petani gagal panen akibat cuaca ekstrem.
Tingginya intensitas hujan juga menyebabkan penyusutan gabah hingga 58 persen. Walhasil, harga beras dari petani sudah tinggi.
Pemerintah menilai rata-rata harga beras nasional selama November Rp 6.723 per kilogram, naik sekitar 1 persen dibanding bulan lalu. Karena itu, menurut Gunaryo, pemerintah belum akan menggelar operasi pasar yang mensyaratkan kenaikan harga minimal 2 persen dari bulan sebelumnya. “Beras dari operasi pasar ditakutkan jatuh ke tangan pedagang.”
EKA UTAMI APRILIA | ROSALINA | VENNIE MELYANI