Selasa, 18 Januari 2011 | 17:02 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah Indonesia berharap kesepakatan kerjasama ASEAN dalam kerangka Rice Emergency Reserve Facility bisa segera diwujudkan. Kesepakatan itu terkait penyediaan beras jika terjadi bencana di salah satu negara ASEAN.
Ini merupakan salah satu poin yang dibahas menuju ASEAN Economic Community dari sektor ketahanan pangan. “Kami berharap bisa direalisasikan tahun 2011,” kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu dalam jumpa wartawan terkait Asean Economic Community di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (18/1).
Menurut Mari, Rice Emergency Reserve Facility rencananya disepakati tahun lalu. Namun, ternyata tidak dapat dilakukan.
Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami menyebutkan Rice Emergency Reserve Facility sebelumnya dibahas di Kamboja. Namun, negara-negara ASEAN menemuu banyak kendala untuk mewujudkan hal itu. “Diantaranya menyangkut masalah mekanisme, stok, sumber barang dan pendanaan,” kata dia. “Tapi, Indonesia berkewajiban melanjutkan pembahasan untuk pertemuan kamboja. Mudah-mudahan ini bisa diselesaikan.”
Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar menambahkan, saat ini harga pangan dan energi. Maka, kedua topik tersebut menjadi bahasan utama di berbagai forum termasuk G20. “Jadi, wajar jika ASEAN meperhatikan isu ini dan menjadi salah satu topik untuk disepakati,” kata Mahendra.
EKA UTAMI APRILIA