Jum’at, 7 Januari 2011 – 18:55 wib
Martin Bagya Kertiyasa – Okezone
JAKARTA – Pemerintah sedang menghadapi dilema terkait kebijakan menahan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di level saat ini.
Dalam paparan bahan retreat pangan pemerintah yang dikutip okezone, pemerintah memasukkan matrix pertimbangan penetapan HPP di mana terdapat tiga poin plus dan empat poin minus jika HPP naik sedangkan jika HPP tetap terdapat tiga poin plus dan tiga poin minus.
Nilai plus yang dapat diambil jika HPP naik, pertama adalah melindungi petani dengan memperoleh harga yang layak (rata-rata penguasaan lahan 0,38 ha/Ruta petani, 76 persen dari 14,9 juta Ruta petani menguasai lahan <0,5 ha).
Kedua, kompensasi kenaikan biaya produksi minimal sebesar inflasi 2011 sebesar lima plus minus satu persen, termasuk antisipasi kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk April 2011. Ketiga adalah keleluasaan pengadaan DN Bulog, termasuk adanya tabel rafaksi (dengan harga sekarang Bulog kesulitan beli).
Sementara nilai minusnya adalah berdampak terhadap kenaikan harga eceran (koefisien transmisi kenaikan HPP ke harga eceran 0,77). Kedua akan berdampak terhadap inflasi (bobot beras 0,35-0,40).
Ketiga dampak terhadap kelompok masyarakat miskin (termasuk petani sebagai net consumer 3,3 juta RT pada musim paceklik), keempat subsidi raskin meningkat dengan volume/pagu dan harga tebus (Rp1.600/kg) tetap.
Sedangkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan bila HPP tidak efektif karena harga transaksi yang terjadi selalu berada di atas HPP.
“HPP itu enggak efektif juga karena harga transaksi yang terjadi Selalu di atas harga HPP. HPP itu efektif kalau harga gabahnya jatuh. Kalau harga gabah enggak jatuh ya enggak dipakai dia (HPP),” kata Rusman saat ditemui di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (7/1/2011).
Adapun asumsi kenaikan antara lain, Harga pembelian GKP di petani: Rp2.900/kg dari Rp2.640 (naik 9,8 persen), GKP Penggilingan: Rp2.960/kg dari Rp2.680 (naik 10,2 persen), GKG di penggilingan: Rp3.600/kg dari Rp3.300 (naik 9,1 persen), GKG di Gudang Bulog Rp3.660/kg dari Rp3.360 (naik 9,4 persen), Beras di Gudang Bulog Rp5.600/kg dari Rp5.060 (naik 10,7 persen).
Sedangkan jika HPP tetap nilai plusnya pertama adalah keuntungan petani memadai jika didukung tambahan anggaran/subsidi. Kedua, harga beras DN dan LN tidak terlalu tinggi (saat ini berbeda 20-30 persen). Ketiga dampak terhadap inflasi dan kemiskinan berkurang.
Untuk nilai minus pertama adalah keuntungan petani menurun dibandingkan 2010, kedua rencana HET untuk naik 2011 perlu dipertimbangkan, dan ketiga adalah kebijakan beras melalui inpres perberasan adaptasi dampak perubahan iklim harus didukung anggaran yang memadai.(ade)
http://economy.okezone.com/read/2011/01/07/320/411667/320/inilah-plus-minus-pemerintah-menahan-hpp