Peningkatan Nilai Tambah Kopi Robusta Asosiasi Petani “SRIDONORETNO”
Peningkatan Produktifitas, Pengolahan Pasca Panen dan Akses Pemasaran Kopi Robusta Asosiasi Petani “SRIDONORETNO” dan Koperasi SDR Makmur Bersama di Desa Srimulyo, Sukodono dan Baturetno meningkatkan Pendapatan Petani dari Rp 27.800.000/hektar menjadi Rp 42.750.000/hektar
Asosiasi Petani Sridonoretno bergabung dengan Aliansi Petani Indonesia sejak tahun 2014. “Sridonoretno” adalah Singkatan (Accronim) dari nama tiga desa, Srimulyo, Sukodono, Batu Retno. Kawasan perkebunan petani dari tiga desa tersebut terletak di kawasan gunung Semeru dengan ketinggian 400 – 1000 MDPL. Potensi produk di tiga desa ini adalah kopi robusta. Selain itu petani juga menanam pisang di sela-sela tanaman kopi dan menanam salak.
Pengambangan tanaman kopi Sridonoretno sudah ada sejak kolonial Belanda. Belanda membuka perkebunan kopi di tiga desa tersebut, karena daerah ini sangat subur dan cocok untuk tanaman kopi. Sejak indonesia merdeka tahun 17 Agustus 1945, perkebunan tersebut dikelola oleh petani dan sebagian sudah jadi Desa.
Tantangan yang dihadapi oleh petani di tiga desa “Sridonoretno” adalah produktifitas tanaman kopi sangat rendah, karena kontur tanah yang tinggi, maka petani kesulitas mengankut pupuk seperti Urea atau ponska. Sehingga tanaman kopi kurang perawatan.
Selain itu, harga kopi ditingkat petani sangat rendah Rp 19.000 – 22.000. hal ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dalam pengolahan pasca panen sehingga biji kopi yang dihasilkan mutunya sangat rendah. Minimnya informasi mengenai pasar dan ketergantungan terhadap tengkulak membuat petani tidak banyak pilihan untuk menjual kepada pasar yang lebih baik. Belum adanya kelembagaan ekonomi (koperasi) petani hanya menjual panen dalam bentuk kopi curah/asalan. Permintaan kopi spesial/fine di kalangan kelas menengah sangat tinggi melalui kafe-kafe
Untuk menghadapi tantangan-tantangan diatas, melalui program MTCP-AFOSP, Strategi yang dilakukan oleh Aliansi Petani Indonesia dan Asosiasi Petani Sridonoretno yaitu Penguatan kelembagaan organisasi petani, Peningkatan produktifitas dan memperbaiki sistem budidaya tanaman kopi, Memperbaiki pengolahan pasca panen untuk memperbaiki Kualitas biji kopi, membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan akses pasar biji kopi yang berkualitas.
Penguatan Kelembagaan Petani
Langkah pertama yang dilakukan oleh Aliansi Petani Indonesia (API) dan Asosiasi Sridonoretno adalah melakukan Musyawarah Anggotas dan konsolidasi tiap kelompok. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memastikan meningkatkan harga kopi robustas yang lebih baik, maka kelompok-kelompok tani harus melakukan pengolahan pasca panen yang tepat di tiap-tiap Unit pengolahan hasil. Kelompok Tani harus membangun sistem penjaminan mutu di tiap-tiap kelompok tani serta pentingnya pemasaran melalui koperasi.
Proses Pengembangan Potensi usaha yang akan dikembangkan oleh Asosiasi Sridonoretno dan Koperasi SDR Makmur Bersama adalah pengolahan biji kopi dari mulai petik merah (red cherry), diproses dengan quality control yang sesuai dengan standar. Kopi yang akan diproduksi oleh Koperasi SDR Makmur Bersama akan dipasarkan dalam bentuk Green Bean, roasted beans (biji sangrai) dan bubuk kopi yang dikemas siap konsumsi.
Saat ini Asosiasi Petani “Sridonoretno” dan Koperasi “SDR” melayani 500 rumah tangga petani kopi sebagai produsen kopi, diorganisir dalam 18 kelompok tani dengan potensi panen mencapai sebanyak 600 ton/tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 250-an keluarga petani kopi yang sudah menjalankan sistem petik merah. Hasilnya mencapai 10-25 ton/tahun. Sementara, permintaan dari jaringan kedai kopi mencapai sebesar 50 ton/tahun.
Peningkatan produksifitas
Peningkatan produktifitas dan memperbaiki sistem budidaya tanaman kopi sangat dibutuhkan oleh petani kopi sebagai anggota dari Asosiasi Petani Sridonoretno. Aliansi Petani Indonesia dan Asosiasi Petani Sridonoretno mengorganisir sekolah lapangan budidaya tanaman kopi dan pengendalaian hama terpadu untuk meningkatkan produktifitas tersebut. Topik pembelajaran yang diperkenalkan dalam sekolah lapangan itu adalah tehnik peremajaan tanaman kopi dengan sambung samping (side grafting), Pemankasan, tumpang sari, pembuatan nutrisi pupuk cair dan penerapannya dalam tanaman kopi.
API dan Asosiasi Petani Sridonoretno melakukan Sekolah lapang dimulai pada tahun 2016 samapi dengan tahun 2017. Sampai sekarang ada 18 kelompok tani, 500 petani mendapatkan pembelajaran dari sekolah lapangan. Dengan sekolah lapangan ini, Asosiasi Petani Sridonoretno (SDR) dapat memperbaiki sistem budi daya tanaman kopi sehingga produktifitasnya meningkat. Penghasilan petani meningkat 53.78% dari Rp 27.800.000 per hectar per tahun menjadi Rp 42.750.000.
Peningkatan Kualitas Biji Kopi
Buah kopi (kopi cerry) harus segera diolah dengan proses tepat untuk menjaga kulitas sehingga aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, kadar air, kebersihan, keseragaman sehingga menghasilkan citarasa kopi yang nikmat untuk konsumen. Kebersihan, keseragaman dan konsistensi dalam proses pengolahan sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses dan spesifikasi peralatan pengolahan kopi akan menjamin kepastian mutu dari kopi yang dihasilkan.
Pada tahun 2017, Aliansi Petani Indonesia dan Asosiasi Petani Sridonoretno telah mengorganisir pelatihan 18 kelompok tani dan 8 UPH mengenai proses pengolahan kopi yang berkualitas. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkan mutu biji kopi yang diproduksi oleh anggota Asosiasi Petani Sridonoretno dan Koperasi SDR Makmur Bersama. Ada 9 tahapan proses untuk mengolah biji kopi merah menjadi kopi robusta fine
Asoasiasi Petani Sridonoretno dan Koperasi berusaha menyediakan biji yang bermutu tinggi. Saat ini koperasi sudah mengorganisir 8 Unit Pengelolahan Hasil (UPH) yang berperan melakukan pemrosesan/pengolahan kopi dan melakukan kontrol kualitas. Dengan pengolahan pasca panen dan peningkatan mutu biji kopi, maka hara biji kopi ditingkat petani meningkat 77.27% dari Rp. 22.000/kg menjadi 39.000/kg. Sementara harga jual biji kopi di tingkat koperasi Rp 43.000/kg
Membangun Kemitraan dengan Kedai Kopi dan Pemerintah
Proses membangun kemitraan dalam rangka meningkatkan akses pasar Aliansi Petani, Asosiasi Petani Sridonoretno dan Koperasi SDR makmur Bersama melakukan mapping kebutuhan kedai, dan membangun multistake holders platform untuk mempromosikan kopi yang diproduksi oleh Asosiasi Petani Sridonoretno dan Diproses oleh Koperasi SDR Makmur Bersama dengan Brain Kopi SDR. API juga menfasilitasi Koperasi mempromosikan kopi SDR melalui kegiatan pameran, seminar dan pertemuan-pertemuan petani dengan pelaku pasar di berbagai kegiatan yang diikuti oleh API, regional, nasional maupun internasional, seperti Indonesia produk exebition dan indonesia coffee week.
Sampai Saat ini Koperasi SDR mensupply 280 kedai kopi di Malang Raya dan Surabaya, juga sebagian didistribusikan di kedai-kedai kopi di Jakarta dan Jogja. Jumlah permintaan biji kopi robustas SDR mencapai 50 ton/tahun. sementara yang dapat dipenuhi oleh Koperasi SDR hanya 25 ton/th. Hal in
i disebabkan oleh keterbatasan fasilitas pengolahan kopi terutama adalah rumah jemur dan gudang penyimpanan.
Koperasi SDR harus meningkatkan kapasitas pengolahan biji kopi merah dan memenui permintaan dan pangsa pasar yang ada. Oleh karena itu API menfasilitasi kerjasama dengan BUM-Desa Raharja (Badan Usaha Milik Desa Raharja) Desa Sukodono melalui program PIID PEL (Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal) Kementerian Desa.
Dengan kerjasama antara Koperasi dan BUM-Desa Raharja, Kementerian Desa mendukung Rp 1.500.000.000 kepada BUM-Desa Raharja sebagai asset BUM-Desa untuk pengadaan fasilitas pengolahan seperti rumah jemur, Gudang, modal Kerja dan Inkubasi sperti pelatihan dan pendampingan dimana koperai dapat menggunakan fasilitas tersebut. Dalam program ini API berperan sebagai Inkubator dan menyediakan peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan BUM-Desa Raharja.
Dampak Sosial, Ekonomi
Dampat ekonomi yang dihasilkan dari Peningkatan Nilai Tambah Kopi Robusta Asosiasi Petani “SRIDONORETNO” selama 2015 hingga 2019 adalah peningkatan produksi kopi yang berkulaitas dari 0 menjadi 50 ton/tahun. Peningkatan pendapatan petani dari Rp 27.800.000 per hektar/pertahun menjadi Rp 42.750.000 per hektar/pertahun. Peningkatan total omset penjualan Rp 1.100.000.000/ pertahun menjadi Rp 2.150.000.000/tahun dari efek peningkatan nilai tambah karena mutu biji kopi yang lebih baik
Dampak sosial yang dihasilkan dari layanan Aliansi Petani Indonesia dan dukungan daeri berbagai pihak termasuk pemerintah adalah menyediakan 1300 harian orang kerja per tahun, melibatkan 20 perempuan dalam proses pengolahan pasca panen per musim, jumlah petani yang profesional meningkat dari 125 orang menjadi 425 petani karena efek dari pengetahuan petani yang meningkat.