Senin, 1 Februari 2010 – 13:59 wib
Candra Setya Santoso – Okezone
JAKARTA – Pada Desember 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 101,20, atau naik 0,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) naik 0,67 persen, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) turun 0,87 persen, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) naik 0,10 persen, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) turun 0,61 persen; dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) turun 0,29 persen. Kenaikan NTP dipicu oleh kenaikan Subsektor Tanaman Pangan terutama pada kelompok padi.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Rusman Heriawan, kepada wartawan saat konferensi pres, di Gedung BPS, Jakarta, Senin (1/2/2010).
Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada Desember 2009, NTP 20 provinsi naik, sedangkan 12 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatra Utara (1,02 persen), terutama disebabkan harga produsen jagung yang naik 1,65 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Maluku (1,13 persen), terutama disebabkan harga produsen kambing yang turun 9,84 persen.
Pada Desember 2009, terjadi inflasi di daerah pedesaan di Indonesia sebesar 0,43 persen. Inflasi pedesaan Desember 2009 ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga subkelompok bahan makanan; makanan jadi; perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olahraga serta transportasi dan komunikasi yang naik masing-masing 0,37 persen; 0,77 persen; 0,42 persen; 0,55 persen; 0,29 persen; 0,15 dan 0,09 persen.
Selama Januari 2010, komposisi jumlah observasi dari 676 transaksi harga gabah di 17 provinsi didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 69,82 persen, diikuti oleh gabah kualitas rendah sebesar 18,05 persen dan Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 12,13 persen.
Harga gabah tertinggi di tingkat petani berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Unus senilai Rp4.100,- per kg yang terjadi di Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah). Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas rendah varietas Ciherang senilai Rp2.200,- per kg, terjadi di Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat).
Terjadi peningkatan persentase jumlah observasi kasus harga gabah di bawah HPP, yakni dari 4,10 persen menjadi 4,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan juga terjadi pada persentase jumlah observasi harga gabah kualitas rendah dari 10,58 persen menjadi 18,05 persen.
Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani dan penggilingan masing-masing naik 10,07 persen menjadi Rp3.151,49 per kg dan 9,71 persen menjadi Rp3.210,46 per kg dibandingkan bulan lalu. Sedangkan gabah kualitas GKG naik 13,04 persen menjadi Rp3.458,45 per kg di tingkat petani dan 13,08 persen menjadi Rp3.532,17 per kg di tingkat penggilingan. Sementara itu, gabah kualitas rendah juga meningkat 5,80 persen menjadi Rp2.757,71 per kg di tingkat petani dan 5,40 persen menjadi Rp2.814,31 per kg di tingkat penggilingan.
Diberlakukannya kebijakan HPP per 1 Januari 2010, diperkirakan menjadi stimulus kenaikan harga yang relatif signifikan.
Upah nominal harian buruh tani Nasional pada Desember 2009 naik sebesar 0,21 persen dibanding upah November 2009, yaitu dari Rp37.230 menjadi Rp37.305 per hari. Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,22 persen.
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Januari 2010 naik 0,29 persen dibanding upah Desember 2009, yaitu dari Rp56.406 menjadi Rp56.570 per hari. Secara riil turun sebesar 0,54 persen1).
Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan III 2009 naik sebesar 4,76 persen dibanding upah triwulan II 2009 yaitu dari Rp1.118.910,- menjadi Rp1.172.150,-, secara riil naik 2,81 persen. Dibanding upah triwulan III-2008 (year on year), upah nominal naik 7,71 persen.
(css)