ASOSIASI MASYARAKAT TANI PADI INDONESIA (AMARTAPADI) – API
Beras merupakan komoditas strategis, primadona dan utama dalam mendukung pembangunan sektor ekonomi dan ketahanan pangan nasional, serta menjadi basis utama dalam revitalisasi pertanian di masa mendatang. Hingga saat ini dan puluhan tahun yang akan datang, beras masih tetap menjadi sumber utama gizi dan energi lebih dari 90 persen penduduk Indonesia. Prospek pengembangan beras dalam negeri sebenarnya cukup menjanjikan terutama untuk mengisi pasar domestik, mengingat produksi padi/beras dalam negeri sampai saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan secara baik, sehingga skema impor kadang masih diterapkan untuk menutup kekurangannya. Peluang pasar ini akan terus meningkat seiring meningkatnya permintaan beras dalam negeri baik untuk konsumsi langsung maupun untuk memenuhi industri olahan. Karena Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif untuk memproduksi padi/beras, maka selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pengembangan beras/padi juga berpeluang untuk mengisi pasar ekspor, Terlebih berkenaan dengan pasar terbuka asia — Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) — yang akan segera mulai efektif diberlakukan pada awal tahun 2016 yang tentu sangat dimungkinkan akan berdampak pada berubahnya struktur rantai pasar beras nasional.
Selain dapat memberikan peluang yang mungkin jauh lebih luas, tantangan yang dihadapi oleh petani dan pelaku perdagangan beras dalam negeri juga akan semakin besar. Dari sekian negara yang menjadi target pasar, Indonesia merupakan target pasar utama bagi negara-negara lain di kawasan. Daya saing produk pertanian, dalam hal ini beras/padi, adalah kata kunci untuk dapat memenangkan kompetisi global. Namun demikian masih banyak persoalan yang dihadapi terutama oleh petani padi dalam tata produksinya yang juga berkenaan dengan kebijakan perberasan nasional. Secara umum saat ini Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi panen dan paska panen jika dibandingkan beberapa negara-negara lain seperti Thailand dan Vietnam, misalnya dalam hal teknologi pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) susut/kehilangan hasil (losses) pada komoditas padi/beras mulai dari panen hingga penjualan mencapai 10,82%, dimana sebagian diantaranya (3,25% – 5%) berada pada proses penggilingan. Dilatarbelakangi oleh masih banyaknya persoalan baik pada level produksi di tingkat petani maupun penggilingan yang belum secara massif mampu meningkatkan mutu produksi padi dan beras nasional untuk selanjutnya diharapkan dapat berjaya dalam persaingan pasar terbuka asia di masa mendatang, maka Asosiasi Masyarakat Tani Padi Indonesia (Amartapadi) dan Aliansi petani Indonesia (API) bermaksud menyelenggarakan Pelatihan Pasca Panen bagi para petani berbasis produksi padi.
Pelatihan yang diselenggarakan pada tanggal 15-17 September 2015 di Gapoktan Simpatik Kampung. Cidahu, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini, diikuti oleh 25 (dua puluh lima) organisasi tani, dari 15 (lima belas) kabupaten di 3 (tiga) propinsi di pulau jawa.
Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang tata produksi padi dan beras mulai dari sistem budidaya hingga penggilingan dan pemasaran sebagaimana selama ini diterapkan oleh Gapoktan Simpatik, Tasikmalaya, yang telah mampu mempraktekkan tatakelola produksi beras organik serta telah berhasil menjual produknya dengan harga yang lebih bersaing, baik untuk pasar domestik maupun beberapa negara lain di wilayah Asia dan Eropa.
Dalam kesempatan ini, para petani juga diharapkan dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga dengan demikian diharapkan akan terjadi proses saling mengkayakan di antara peserta yang hadir serta memperkokoh fungsi organisasi sebagai penyedia layanan yang efektif kepada anggotanya (Amartapadi) serta seluruh petani berbasis padi pada umumnya. Secara khusus pelatihan ini sesungguhnya bertujuan, untuk :
- Meningkatkan pengetahuan anggota Amartapadi tentang tata kelola produksi dan penanganan paska panen produksi padi dan beras.
- Belajar dari pengalaman Gapoktan Simpatik dalam tata kelola produksi padi dan penanganan pasca panennya untuk mengurangi potensi kehilangan hasil (loss).
- Berbagi pengalaman antar anggota Amartapadi dalam tata produksi padi dan penanganan pasca panen.
- Meningkatkan mutu produksi padi dan beras anggota Amartapadi dan terkahir,
- Mendorong anggota Amartapadi untuk menjadi lebih siap dan kompetitif dalam rantai perberasan nasional dalam kaitan dengan pasar bebas ASEAN.
Dari 5 (lima) tujuan ini, kemudian AMARTAPADI mengharapkan peserta pelatihan dapat memahami dan memiliki keterampilan dalam tata kelola pertanian padi yang lebih baik dan terstruktur, seperti :
- Peserta dapat memperdalam pengetahuan tentang varitas-varitas padi beserta teori dan teknik uji benih.
- Peserta dapat menambah pengetahuan tentang teori dan praktek budidaya menggunakan metoda SRI (system of rice intensification).
- Peserta mendapatkan pengetahuan dan kemampuan tentang teknik meminimalisir kehilangan hasil (loss).
- Peserta mendapatkan pengetahuan dan kemampuan tentang teknik pembuatan kompos, Mol dan pestisida nabati.
- Peserta mendapatkan pengetahuan dan kemampuan tentang penanganan panen dan pasca panen hingga level pra-giling.
- Peserta mendapatkan pengetahuan dan kemampuan tentang penanganan pasca panen (pengolahan hingga pemasaran)..
- Peserta mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang proses sertifikasi organik.
Selain itu peserta pelatihan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait teknik budidaya dan penanganan paska panen bagi komoditas padi/beras, serta peserta pelatihan dapat mengetahui informasi dan pembelajaran mengenai skema pemasaran bersama sebagai strategi pengembangan ekonomi petani dan peningkatan nilai tawar petani.