Indramayu(JABAR), Mei 2016: Serikat Tani Indramayu (STI) bekerjasama dengan Aliansi Petani Indonesia (API) dan Asosiasi Masyarakat Tani Padi Indonesia (AMARTAPADI) melakukan pelatihan pertanian alami. Kegiatan yang di lakukan pada tanggal 3-4 Mei 2016 ini diikuti oleh beberapa utusan basis anggota STI.
Pelatihan yang diadakan di Desa Sesepan yang juga salah satu basis STI di buka secara resmi oleh Sekjend STI Saudara Rojak bersama dengan perwakilan Seknas API Saudara Nur Hadi dan Ketua Panitia Pelaksana Saudara Hemanto.
Dalam sambutannya, Rojak menekankan bahwa pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas anggota dalam budidaya pertanian, khususnya pertanian alami, selain itu pelatihan ini juga menjadi kewajiban bagi organisasi sebagai bentuk pelayanan organisasi kepada anggota dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggota dalam pertanian. “Pelatihan ini harus menjadi bekal bagi bapak ibu sekalian untuk meningkatkan kesejahteraan”, tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pewakilan Seknas API, saudara Nur Hadi dalam sambutannya yang menyatakan bahwa pertanian alami ini menjadi bekal kemandirian petani. “Bapak Ibu petani diharapkan setelah pelatihan ini mampu mandiri, tidak lagi bergantung dengan pupuk buatan pabrik, karena kita bisa membuat pupuk sendiri, selain itu kita juga bisa memilih benih padi sendiri yang berkualitas sehingga hasil dari pertanian kita juga akan berkualitas”, imbuhnya.
Pelatihan yang kemudian menghadirkan Bapak Joharipin sebagai narasumber, diikuti secara antusias oleh para peserta, dimana dalam pelatihan tersebut Bapak Joharipin selain sebagai anggota AMARTAPADI, beliau juga sebagai pakar dalam pertanian alami baik dalam pra budidaya maupun dalam proses budidayanya itu sendiri.
Dalam pelatihan ini yang berlangsung selama dua hari ini, Bapak Joharipin menjelaskan dari mulai Sistem Pangan Berkelanjutan, Ekosistem Dasar dan Ekologi Tanah serta Analisis Usaha Tani khususnya Usaha Tani Padi. Dalam penjelasannya beliau mengatakan bahwa petanian alami bukan hanya soal kemandirian tetapi juga terkait dengan metode pertanian agroekologis yang menekankan pada pertanian yang tidak merusak alam dan menciptakan musuh alami hama pertanian, selain itu juga beliau mengajak seluruh peserta pelatihan menganalisis perbedaan-perbedaan mendasar dalam usaha tani apabila petani mempratekkan pertanian alami.
“Kalau setiap musim panen Bapak Ibu petani mengeluarkan biaya hampir lebih dari 17 juta per musim panen, maka dengan mempratekkan pertanian alami dengan cara membuat pupuk sendiri memanfaatkan bahan-bahan sekitar yang sudah ada, petani bisa menekan biaya produksi dalam satu musim”, tegasnya. Bapak Joharipin juga menambahkan bahwa penggunaan pupuk dari pabrik ternyata cukup menjadikan biaya produksi pertanian semakin besar.
Kegiatan yang berlangsung dari sejak pagi sampai sore yang diikuti oleh sekitar 30 orang peserta ini, juga menjadi kesempatan bagi petani peserta pelatihan untuk bepraktek langsung dalam membuat pupuk organik dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar mereka. Pelatihan pembuatan pupuk organik yang dipimpin langsung oleh Bapak Joharipin, membuat antusias bapak ibu petani dalam belajar pertanian alami semakin besar, hal ini terlihat dari bapak ibu petani yang sebelumnya di bagi dalam 4 kelompok mampu mengumpulkan atau menyiapkan bahan-bahan dalam pembuatan pupuk organik sehari sebelum praktek pembuatan pupuk dilakukan.
Pada sesi akhir pelatihan yang ditutup dengan sambutan penutup dari Sekjend STI, perwakilan Seknas API dan kesan-kesan dari peserta pelatihan, menjadi tanda berakhirnya pelatihan tersebut, tetapi dari pelatihan ini diharapkan mampu menjadi awalan bagi petani anggota STI dalam memulai pertanian alami. Hal ini seperti yang diungkapkan Asep anggota STI dari basis Sesehan sebagai peserta pelatihan, “Semoga dari pelatihan ini, kami sebagai petani dan anggota STI mampu memulai pertanian alami atau organik di wilayah Indramayu”, imbuhnya yang kemudian disambut dengan tepuk tangan dari seluruh peserta pelatihan. Hal senada juga disampaikan oleh Sekjend STI dan perwakilan API, yang menekankan bahwa masa dua hari pelatihan ini diharapkan sebagai awalan dalam memulai pertanian alami di Indramayu Jawa Barat. [fw]