Mengroganisir Pengolahan Pasca Panen dan Pemasaran bersama Biji Kakao di Polewali Mandar-Sulawesi Barat
Polewali Mandar, 14 Oktober 2019
Aliansi Petani Indonesia (API) Memperkuat Organisasi Petani yang Tergabung Dalam Koperasi Amanah di Polewali Mandar di dalam Kelembagaan Koperasi, Pengolahan Pasca Panen dan Pemasaran Bersama Biji kakao, Sehingga Dapat Meningkatkan Akses Pasar dan Harga di Tingkat Petani Kecil di Polewali Manadar.
Koperasi Amanah di Kabupaten Polewali Mandar bertujuan untuk menberikan layanan pemasaran kakao kepada anggotanya. Selaian pemasaran bersama layanan utama koperasi Amanah adalah melakukan pengolahan pasca panen dan memberikan pemberdayaan kepada petani melalui pelatihan dan sekolah lapangan untuk meningkatkan produksi dan pengedalian hana terpadu tanaman kakao. Saat ini anggota Koperasi Amanah mencapai 1600 petani sebagai produsesn kakao.
Sejak Tahun 2009 hingga 2015 produktifitas kakao di polewali mandar sangat rendah. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor budidaya tanaman diantaranya
Tanaman kakao yang sudah tua, mayoritas pohon kakao di kebun-kebun milik petani telah berumur 15-25 tahun. Pohon-pohon kakao yang sudah tua selain produktifitasnya sangat rendah juga banyak yang terserang penyakit, seperti VSD dan jamur akar.
Perubahan Iklim, pengaruh cuaca sangat signifikan mempengaruhi produktifitas kakao. Kemarau yang panjang dan curah hujan yang tinggi membuat bunga kakao banyak yang rontok.
Bibit yang kurang unggul, sebagian besar petani masih mempertahankan tanaman yang sudah tua. mayoritas belum melakukan rehabilitasi tanaman dengan bibit atau entrees pohon yang mempunyai produktifitas tinggi. Mereka khawatir dengan merehabilatisi tanaman kakao yang sudah tua akan membuat putus produksi dan bibit yang mereka gunakan tidak produktif. Sebagian Besar beranggapan bahwa tidak ada jaminan jika bibit atau entress yang digunakan mampu berproduksi lebih banyak.
banyaknya serangan hama dan penyakit kakao, pengerak buah kakao (PBK), Helopeltis, Penggerek Batang, vascular streak dieback (VSD) adalah ancaman utama produktifitas kakao di Polewali Mandar.
Sementara kabanyakan petani masih menjual biji kakao kepada tengkulak. Padahal jika biji kakao diolah dengan fermentasi akan meningkatkan harga 3000 perkilo. Tidak adanya pengolahan pasca panen dan ketergantungan dengan tengkulak maka harga ditingkat petani cenderung dipermaikan dan petani tidak punya nilai tawar terhadap tengkulak. Sementara dengan rantai pemasaran yang sangat pajang, harga biji kakao ditingkat petani rendah.
Meningkatkan kapasitas Amanah di dalam Memperbaiki Produktifitas
Untuk meningkatkan produksi kakao ditingkat petani tidak cukup hanya memberikan bantuan Pupuk, Alsintan kemudian semua masalah kakao dapat diatasi, tetapi membutuhkan pendampingan secara terus-menerus, sampai kelompok/Koperasi petani dapat menjalankan kegiatan usaha dan pelayanan anggota secara mandiri.
Upaya untuk meningkatan produksi, API bersama organisasi Petani “Amanah” menyediakan sekolah lapangan budidaya tanaman kakao dan pengedalian hama terpadu kepada kelompok-kelompok tani. Melalui kegiatan ini API dan Amanah memberikan penyuluhan mengenai pembibitan tanaman kakao, seleksi entres dan pengedalian hama terpadu. API dan Amanah juga memberikan penyuluhan mengenai produksi dan aplikasi pupuk cair “Nutrisi Tanaman kako” untuk mencegah hama dan meningkatkan produksi. Selama kegiatan sekolah lapangan dan pelatihan-pelatihan kepada kelompok tani dibantu juga oleh Rikolta dan LSM Wasiat
Sejak tahun 2016 hingga tahun 2018 kegiatan ini telah menjangkau 80 kelompok petani, 1000 petani sebagai anggota Amanah. Dengan kegiatan tersebut upaya pengedalian hama dapat dapat ditingkatkan. Hasilnya panen petani meningkat dari 808 kg menjadi 1320 kg per musim. Total Luas kebun yang dikelola oleh petani kecil sebagai anggota Amanah ±1600 hectar, potensi produksi saat ini 2.600 ton/musim.
Dengan adanya kebutuhan petani terhadap pupuk cair “Nutrisi tanaman kakao”, maka Koperasi amanah juga memproduksi pupuk cair “nutrisi tanaman kakao” untuk melayani anggota. Oleh karena itu penggunaan pupuk cair ini menekan biaya pupuk dari Rp 4.000.000 menjadi 1. 500.000 per hektar.
Meningkatkan Kapasitas Amanah di dalam Sertifikasi dan Pengolahan Pasca Panen
Terdorong adanya peluang dan permintaan pasar API bersama dengan Rikolto dan WASIAT memperkuat Amanah di dalam sertifikasi dan pengolahan pasca panen. Melalui Sertifikasi dan Pengolahan biji kakao dengan fermentasi, Koperasi Amanah dapat meningkatkan harga kakao Rp 3000 per kilogram dari harga biji kakao asalan.
Upaya untuk mendorong petani melakukan pengolahan pasca panen, maka selain insentif untuk petani, API bersama Amanah dan WASIAT memberikan pendampingan kepada kelompok-kelompok tani di dalam proses fermentasi kakao dan sertifikasi UTZ. jumlah biji kakao fermentasi yang telah diproduksi oleh Koperasi Amanah 200 ton per/musim. Sementara luas lahan yang tersertifikasi 100 hektar.
Meningkatkan kapasitas Amanah di Dalam Pemasaran Bersama
Selain masalah proiduktifitas, panjangnya rantai pemasaran menjadi hambatan dalam meningkatkan pendapatan atau penghasilan petani. Dengan kerjasama antara Petani yang terorganisir/Koperasi, petani dapat akses pasar yang lebih baik dan kerjasama dengan pihak Swasta.
Oleh karena itu API bersama RIKOLTO memperkuat koperasi Amanah berkerjasama dengan pihak SWASTA. melalui layanan pemasaran bersama, petani mendapatkan insentif harga yang lebih baik. Petani mendapatkan nilai harga 95% dari harga yang ditetapkan oleh PT. Armajaro, PT. Bumi Tengerang, PT. MARS. Sedangkan 5% dari nilai harga yang ditetapkan oleh kedua PT. Tersebut digunakan sebagai biaya operasional dan biaya pengembangan kapasitas petani.
Dengan memperkuat pemasaran bersama (kolective marketing), Koperasi Amanah telah berhasil mendekatkan petani kepada konsumennya. Disisi lain hal itu dapat mendekatkan Industri kakao pada petani sebagai produsennya. Sehingga, arus pasokan barang dapat dikontrol oleh semua pelaku dalam rantai. Dengan cara kerjasama ini petani telah mendapatkan harga yang lebih tinggi dan insentif, sedangkan perusahaan mendapatkan pasokan bahan baku kakao yang berkualitas dan berkalnjutan.
Pemasaran bersama biji kakao melalui koperasi telah mampu meningkatkan harga di tingkat petani, juga petani mendapatkan pendidikan dan peningkatan. dengan sekema pemasaran bersama Perusahaan memberikan insentif 600 rupiah per kilo gram kepada Koperasi, diluar harga yang disepakati. Melalui insentif tersebut koperasi Amanah dapat memberikan pendidikan dan Penyuluhan serta membayar pendampin untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas kakao yang mereka hasilkan.
Dampak dan Perubahan
Dampat ekonomi, Melalui pengolahan pasca panen dan pemasaran bersama yang terorganisir petani dapat memperpendek rantai nilai dan memperkuat posisi tawar petani kakao di Polewali Mandar, sehingga petani mendapatkan harga yang lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka. Selain mendapatkan harga yang lebih baik, petani kakao di Polewali Mandar dapat insentif berupa pendampingan, pendidikan adan pelatihan untuk meningkatkan produksi dan pengedalian hama terpadu. Mengingat hama adalah ancaman utama bagi produktifitas tanaman kakao di polewali mandar.
Dengan dipekuatnya koperasi dan kelompok-kelompok tani, maka Koperasi Amanah dapat mengorganisir pemasaran 1200 ton per tahun. dan meningkatkan total dari pendapatan petani Rp 3,600,000 per tahun atau Rp 3.600.000 per hektar per tahun.
#Rifai