Senin, 23 Mei 2011 | 18:42 oleh Herlina KD
JAKARTA. Program gerakan nasional kakao atau yang biasa disebut Gernas kakao yang dijalankan oleh pemerintah mulai menunjukkan hasil. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir bilang, evaluasi antara Kementerian Pertanian, Bappenas, dan Kementerian Keuangan menunjukkan terjadi peningkatan produktivitas kakao setelah program Gernas kakao.
Produktivitas tanaman kakao melalui peremajaan meningkat 249% dari 318 kilogram (kg) per hektare (ha) menjadi 1.111 kg per ha. Untuk program rehabilitasi, terjadi peningkatan produktifitas dari 422 kg per ha menjadi 1.612 kg per ha atau naik sekitar 282%. Adapun program intensifikasi naik 101% dari dari 550 kg per ha menjadi 1.103 kg per ha.
Ia menambahkan, pendapatan petani juga meningkat setelah adanya program Gernas kakao. Untuk program peremajaan, pendapatan petani meningkat 306,5% dari Rp 3,6 juta per ha per tahun menjadi Rp 10,5 juta per ha per tahun. Petani yang mengikuti program rehabilitasi, Kementan menyatakan terjadi kenaikan pendapatan dari Rp 4,3 juta per ha per tahun menjadi Rp 17,5 juta per ha per tahun.
Sedangkan pendapatan petani yang ikut program intensifikasi naik dari Rp 4,9 juta per ha per tahun menjadi Rp 10,5 juta per ha per tahun. Hitungan ini diambil dengan basis harga kakao sekitar Rp 15.000 per kg.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Petani kakao Indonesia (Apkai) A. Sulaiman Husain mengatakan program peningkatan produksi kakao melalui gernas memang membantu peningkatan produksi. Ia mencontohkan, tahun 2009 lalu produktivitas kakao di Sulawesi Selatan sebesar 700 kg per ha. Tapi tahun 2010 lalu, tingkat produktivitas meningkat menjadi 784,22 kg per ha. “Produksi kakao Sulawesi Selatan tahun 2009 sebesar 263.530 ton. Tahun 2013 nanti ditarget 300.000 ton,” jelas Sulaiman berapa waktu lalu.