Aliansi Petani indonesia(API): Jakarta 14 17 Desember 2010 Gedung TRISULA PERWARI
Jln. Menteng Raya No 35. Jakarta Pusat
Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional semakin penting dan strategis. Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik sumbangan langsung dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, menyediakan sumber pangan dan bahan baku industri/biofuel, pemicu pertumbuhan ekonomi di pedesaan, perolehan devisa, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Walaupun sektor ini penting, tetapi nasib para petani sebagai aktor penting masih memprihatinkan.
Pada sisi lain, konflik pertanahan masih belum terselesaikan, bahkan cenderung meningkat. Menurut catatan BPN, data sengketa agraria tahun 2006 berjumlah 1423 kasus, sedangkan konflik berjumlah 322 kasus, perkara 1065 kasus. Sehingga total kasus adalah 2810 kasus. Setelah diverifikasi kembali data tahun 2007: jumlah sengketa menjadi 4581 kasus, konflik berjumlah 858 kasus, dan perkara 2052 kasus sehingga total kasus menjadi 7491 kasus.
Rapat Pimpinan Nasional Dewan Tani Aliansi Petani Indonesia sebagai forum yang strategis dikarenakan pertemuan tersebut merupakan pertemuan para pemimpin petani dari berbagai serikat petani di 37 Kabupaten, untuk merumuskan agenda perjuangan petani terhadap Kebijakan Pertanian Khususnya terkait kebijakan perberasan dan pertanahan di Indonesia.
Setelah peserta Rapat Pimpinan Nasional API mengikuti Dinamika Rapat, namun di sela-sela acara di sempatkan untuk berkunjung di beberapa titik pasar-pasar di DKI Jakarta, memperkuatkan konsep pasar yang pro terhadap petani maka dilakukannya untuk berkunjung di lumbung pangan bagi warga DKI Jakarta dan sekitanya dibilangan Pasar Induk Cipinang, Peserta Rapimnas API melakukan Audensi dengan pihak Pimpinan Manager Pertokoan PT Food Tjipinang Jaya, setelah beberapa menit forum berjalan Peserta di ajak untuk melakukan studinya langsung kelapangan, dan para dewan tani dari peserta Rapimnas melihat beberapa sisi semisalkan dari harga untuk beras jenis Cianjur Kepala, Rp. 5.800 per-kilo, sedangkan yang paling rendah adalah beras jenis Muncul III dan IR-64 III yang per kilo dijual Rp 3.900. dan alat produksi maka terjadilah diskusi di lapangan.
Bukan itu saja setelah berkunjung dari Pasar Cipinang sekarang peserta menuju Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sentra penjualan sayur dan buah-buahan untuk warga Jakarta. Pasar Induk Kramat Jati dibangun diatas lahan seluas 14,7 hektar dengan luas bangunan 83.605 meter persegi. Pasar ini terbagi dalam 10 blok, dengan 4428 tempat usaha. Disini terdapat 1800 lebih pedagang dari berbagai daerah, yang mengadu nasib dan berjualan berbagai jenis buah dan sayuran. Pasar induk ini dibangun sejak tahun 1971 era Gubernur DKI Ali Sadikin dan mulai direnovasi tahun 2004, Sesampainya Peserta Rapimnas API tiba di tempat langsung melakukan Audensi dengan pengurus pasar, Terjadilah beberapa Dialog tentang Harga dan Pasar dan saling berbagi pengalaman, Dengan diskusi yang mengalir, setelah itu peserta Rapimnas API di ajak untuk berkeliling pasar.
SASARAN
1. Tercapainya ukuran penilaian bersama tentang Kebijakan Pertanian yang berdampak terhadap tingkat kesejahteraan petani antara pemerintah dan petani khususnya Isu Pangan dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
2. Terumuskan dan terdokumentasi rumusan masalah dan agenda petani terkait kebijakan pertanian yang akan disampaikan kepada pemerintah.
3. Ditetapkannya Agenda Petani 2011 dalam bentuk Program dan Kegiatan Organisasi API