Minggu, 13 Februari 2011 – 17:59 wib
JAKARTA – PT Sarinah (Persero) akan mengekspor singkong (cassava) ke China sebanyak 5.000 ton pada April 2011.
Direktur Utama PT Sarinah Jimmy Rifai Gani mengatakan, ekspor perdana yang nilainya sekira Rp10 miliar itu dilakukan guna memperkuat posisi PT Sarinah sebagai trading house. Ditambah lagi, menurut Jimmy, permintaan singkong dari China sangat besar, yakni sekira 13.500 ton per bulan.
“Ekspor cassava akan dilakukan melalui Korea oleh eksportir Korea yang punya pasar di China. Eksportir Korea dan Sarinah telah meneken kesepakatan kerja sama pada minggu lalu,” kata Jimmy di Jakarta, Minggu (13/2/2011).
Jimmy menjelaskan, singkong tersebut nantinya akan diekspor dalam bentuk pakan ternak. Jimmy menuturkan, pihaknya membeli singkong secara langsung dari petani di Cilacap.
“Permintaan dari China sangat banyak antara lain untuk biofuel dan pakan ternak. Kami lebih mengarah kepada pakan ternak,” jelas Jimmy.
Sementara itu, Jimmy mengatakan, pihaknya juga akan melakukan ekspor perdana butter cokelat ke Eropa. “Itu lebih bernilai tambah. Petani dapat harga baik. Tiap daerah punya keunggulan, kita lihat apa bisa kita bawa keluar. Kalau market mau biofuel, kita sediakan biofuel,” tutup Jimmy.(Sandra Karina/Koran SI/ade)
salam orang utan pak wilie, sy sgt sedih dan prihatin dg aandya pembantaian org utan, apa pak willie msh ingat saat kita sama2 masuk hutan muara wahau demi penyelamatan org utan dr kebakaran hutan dan jg menyita org utan yg dipelihara oleh masyarakat, betapa kejamnya manusia (pengelola perusahaan kelapa sawit) hanya krn org utan makan kelapa sawit mereka hrs mati dibunuh brp kilo sih yg yang dimakan org utan kalau dibandingkan dengan yg dipanen oleh perusahaan, salah siapa habitatnya dirusak ditanami kelapa sawit, pak willie tolong direkomendasikan kepada pemerintah utk tdk memperluas kebun kelapa sawit sudah cukup brp flora dan fauna yg lenyap musnah dengan aandya perusahaan kelapa sawit. thanks