Pada tanggal 22 Desember 2018, Indonesia kembali kembali mendapatkan kabar duka dari Ujung Kulon Banten dan Lampung, dimana terdapat peristiwa Tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda yang menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung. Sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan lebih 23 orang hilang akibat peristiwa ini. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami disebabkan Pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung tersebut mengakibatkan Tsunami.
Setelah kejadian tersebut, kami berusaha melakukan kontak dengan beberapa anggota kami di ujung kulon, awalnya sangat susah sekali menghubungi mereka, tetapi kami terus berusaha dan pada akhirnya kami bisa melakukan komunikasi dengan mereka via tlp
Kami berangkat saat matahari terbenam dari timur Jakarta, kami terdiri dari beberapa pengurus seknas api saat itu, sesegera mungkin kami berangkat langsung menuju kota pandeglang banten, perjalanan yang menempuh hampir 3-jam perjalanan, dan akhirnya kami sampai di Sekretariat Koperasi Rumah Madu yang tak jauh dari alun-alun Pandeglang yang sat ini berubah menjadi Posko Bantuan Bencana Tsunami Selat Sunda.
Setelah kami saling berdiskusi tentang kronologi kejadian dan kepastian nasib Anggota Serikat Tani Ujung Kulon, hingga mencatat segala kebutuhan darurat yang lainnya dengan beberapa Relawan kemanusiaan dan pengurus Koperasi madu, saatnya kami memberikan bantuan kepada Posko mereka yang terdiri: beras, mie, telor, gula, teh, minyak goreng, susu, dll yang sesuai kebutuhan konsumsi darurat.
Setelah itu kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pedalaman yaitu bilangan Desa Kopi, tempat dimana cabang posko kami berada. Beberapa relawan Aliansi petani Indonesia dan masyarakat sekitar serta BNPB dan TNI yang bermalam di Posko ini sebagai tempat sementara kordinasi tanggap darurat. Saat waktu subuh telah tiba, suara Azan yang berkumandang sebagai penanda fajar pagi akan menyingsing, beberapa lainnya beribadah berjamaah sebagian lainnya mempersiapkan Logistik yang akan dibawa untuk mendistribusikan bantuan
kawan-kawan yang terdiri dari Posko Induk Rumah madu, berhasil menembus batas wilayah seperti di Kecamatan Sumur yang hancur porak-poranda yang diakibatkan amukan Tsunami Selat sunda, sebenarnya wilayah ini masih rawan untuk dilalui mengingat kondisi belum memungkinkan untuk dilalui oleh siapapun termasuk relawan, berkat kemampuan menguasai medan dan pemetaan wilayah serta bahasa, mereka berhasil mengkondisikan beberapa titik pengungsi hingga bertemu kembali dengan kerabat dan anggota Koperasi Madu.