Kamis, 17/02/2011 17:37 WIB
Suhendra – detikFinance
Jakarta – Produksi beras Indonesia di 2011 harus naik sedikitnya 6% dibandingkan 2010 lalu. Jika ini terealisasi maka Indonesia akan bebas impor beras tahun ini.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di acara rapat panja inflasi di Komisi XI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2011).
“Kalau mau aman, Indonesia yang besar ini, adanya gangguan iklim, kalau mau betul-betul stabil. Memang produksi 2011 untuk aman harus di atas 6%, agar tidak impor. Kalau di bawah itu masih ada peluang gejolak harga,” katanya.
Sutarto menegaskan untuk mencegah impor beras, menurutnya kuncinya adalah peningkatan produksi beras. Ia mencontohkan produksi beras sejak 2007-2009 relatif bagus, misalnya 2008 produksi beras naik 5,4% dan di 2009 produksi beras naik 6,7% sehingga Indonesia ‘haram’ impor beras.
“Kuncinya adalah produksi, kalau suplai besar, surplus besar, kami sependapat kita tak usah impor. Saya (dahulu) dikatakan dirjen anti impor, dua tahun kita tak impor,” katanya.
Ia juga mengatakan mengenai stok beras, idealnya stok beras tersedia 4-5 bulan kebutuhan. Hal ini dengan memperhitungkan umur padi. Selain itu, stok yang mencapai sebesar itu, juga akan menekan gejolak harga beras.
Meskipun ia menggarisbawahi beras yang diproduksi di Tanah Air tak semuanya mendapat suplai air dari irigasi melalui waduk. Kondisi ini membuat panen beras selalu menumpuk di musim hujan sebesar 60% sisanya 40% di luar musim hujan. (hen/dnl)
http://www.detikfinance.com/read/2011/02/17/173705/1573182/4/bulog-produksi-beras-ri-harus-naik-6-agar-tak-impor