Jambi – ApiOnline. Seknas Aliansi Petani Indonesia menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bersama anggota Persatuan Petani Jambi (PPJ) di Kabupaten Tebo, Sumatra Selatan (11-16/2/14). Kegiatan yang melibatkan sedikitnya 70 orang tersebut digelar di sebuah dusun di lahan reclaiming bernama Tua Sakato, sebagai ruang konsultasi bersama untuk melakukan pemetaan atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani di tempat tersebut.
Sebagaimana diketahui, konflik di Tebo yang melibatkan petani dan perusahaan sawit, PT Wira Karya Sakti (group Sinar Mas) telah berlangsung cukup lama. Pada Desember 2007 konflik pecah di Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo. Pada saat itu, beberapa alat berat PT. Wira Karya Sakti yang menggusur kebun karet dan sawit warga dibakar oleh petani. Karena aksi pembakaran ini, kemudian beberapa petani Desa Lubuk Mandarsah ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Letupan yang terjadi saat itu juga telah memakan korban nyawa dari pihak petani. Proses penyelesaian konflik antara kedua belah pihak seringkali menemui jalan buntu sehingga menjadikan konflik semakin berlarut-larut.
Melalui inisiatif advokasi berbasis metodologi FACT (Farmers Advocacy Consultation Tool) API mengajak para petani di wilayah kabupaten Tebo tersebut untuk secara bersama-sama “membaca ulang” persoalan yang dihadapi dan mencari kemungkinan-kemungkinan terbaik untuk mencari jalan keluarnya. Beberapa tujuan utama dari kegiatan ini diantaranya, 1, Mengidentifikasi masalah atau isu yang dihadapi petani disektor pertanian. 2. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan petanian yang dilakukan oleh petani di wilayah konflik dan non konflik. 3. Mengetahui akses perempuan terhadap kegiatan pertanian di wilayah konflik dan non konflik. 4. Mengetahui inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh petani untuk penyelesaian konflik tanah yang sedang dihadapi. 5. Terdapatnya usulan kebijakan dari petani untuk menyelesaikan konflik pertanahan yang di hadapi.
Selain terkait langsung dengan konflik lahan yang sedang dihadapi, API juga mendorong dilakukannya kegiatan-kegiatan ekonomi produktif bagi petani di wilayah tersebut, baik untuk tujuan ekonomi itu sendiri maupun sebagai bagian dari strategi untu perjuangan mempertahankan lahan garapan.
Para petani yang membangun gubuk-gubuk di dusun Tua Sakato sebagai strategi mempertahankan lahan mengandalkan mata pencahariannya dari bercocok tanam ala kadarnya berupa tanaman padi dan beberapa tanaman tambahan lain seperti singkong dan jagung. Namun demikian tanaman-tanaman tersebut cenderung ditanam secara sporadis tanpa penataan dan pemeliharaan yang baik. Tanaman dibiarkan begitu saja tanpa pemupukan dan bentuk pemeliharaan-pemeliharaan lain. Dalam kaitan ini, API bermaksud membuat perencanaan untuk pertanian berbasis keluarga (family farming) yang tentu melibatkan bukan saja kaum laki-laki, tapi juga perempuan (kaum ibu) untuk mendayagunakan berbagai potensi yang ada demi memberi nilai tambah bagi ekonomi keluarga petani. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya upaya produksi pupuk alami dan penerapan pertanian alami (organic farming).
Sebagai pra-kondisi rencana tersebut, keesokan harinya setelah penyelenggaraan acara FGD, para perempuan petani secara khusus melakukan pertemuan dengan difasilitasi oleh APPI (Aliansi perempuan petani Indonesia). Secara lebih terfokus diskusi santai dilakukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh terkait berbagai potensi yang ada sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindak lanjut kegiatan di waktu yang akan datang. []Lodzi