Harga beras diperkirakan turun pada Februari, sehingga stok Bulog mencapai 1,5 juta ton.
Selasa, 1 Februari 2011, 19:57 WIB
Arinto Tri Wibowo, Purborini
VIVAnews – Pemerintah memperkirakan harga bahan pangan dalam tren turun. Penurunan harga bahan pangan itu terutama untuk beras.
“Saya pantau dalam pekan terakhir, trennya sudah turun, karena sudah memasuki masa panen,” kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di kantornya, Jakarta, Selasa 1 Februari 2011.
Mari berharap harga beras akan turun pada Februari, sehingga stok Bulog dapat mencapai 1,5 juta ton, sehingga dapat menutup pengadaan beras impor. Pemerintah, menurut dia, berkepentingan menjaga kenaikan harga beras agar konsumsi masyarakat terutama golongan berpendapatan rendah tidak terganggu.
Meski demikian, Kementerian Perdagangan masih melihat kenaikan harga cabai dan bawang merah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, kenaikan harga bahan pangan tetap menjadi momok bagi inflasi Januari 2011 seperti bulan-bulan sebelumnya. Beras dan cabai rawit masih menyumbang inflasi masing-masing 0,11 persen.
Laju inflasi Januari tahun ini mencapai 0,89 persen. Inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 7,02 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi yoy Desember sebesar 6,96 persen.
Selain cabai, komoditas lain yang ikut menjadi penyumbang terbesar inflasi pada Januari adalah ikan segar sebesar 0,09 persen, cabai merah (0,07 persen), bawang merah (0,07 persen), minyak goreng (0,05 persen), dan rekreasi (0,03 persen).
Produksi cabai menjelang akhir 2010 turun cukup drastis, sehingga pasokan cabai ke pasar terganggu. Penurunan produksi cabai terutama disebabkan oleh trauma para petani.
Petani trauma karena mengalami kerugian menanam cabai saat harga anjlok. Harga yang mereka terima hanya Rp3.000 per kilogram, padahal untuk mencapai titik impas harga jual di tingkat petani Rp7.000-8.000 per kilogram. (adi)
VIVAnews