Rabu, 01 Desember 2010 | 14:18 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan harga beras dunia saat ini cenderung naik. Kenaikan tersebut disebabkan sejumlah negara produsen beras mengalami gangguan hasil pertanian akibat anomali iklim yang ekstrem.
“Harga beras naik terus karena Vietnam dan Thailand sebagai pengeskpor beras mengalami gangguan banjir sehingga lahan pertanian mereka banyak yang rusak,” kata Sutarto saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Pertanian di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/12).
Sedangkan Filipina dan bahkan Iran, kata dia, justru mempunyai rencana untuk mengimpor beras dari Thailand. “India masih belum jelas apakah akan membuka ekspor. Karena itu, Bulog sebagai penjaga stabilisasi harga, sudah melakukan operasi pasar untuk meredam kenaikan harga itu.
“Pada Agustus kami sudah melakukan OP, sehingga harga sudah turun. Pasar induk beras Cipinang jadi ukuran berapa beras yang masuk, darimana, dan harga berapa. Pada umumnya bersumber dari Karawang, Cirebon, dan Jawa Tengah. Paling besar 33 persen pasokannya dari Jateng,” ujar Sutarto.
Meski begitu, Sutarto mengeluhkan sulitnya posisi sebagai stabilisator tapi di sisi lain kewenangannya sering terhambat aturan. “Contoh dalam hal distribusi raskin kami harus tunggu keputusan dari kementerian yang lain. Sementara untuk impor sering kebijakan diperlakukan seperti importir lain,” kata dia.
Ia menginginkan ada badan khusus yang betul-betul memiliki kewenangan dalam mengatur pangan. “Jadi Bulog sebagai pelaksana bisa melakukan tugasnya tanpa harus meminta izin kemana-mana,” tutur Sutarto.
Anggota Komisi Pertanian Siswono Yudho Husodo meminta Bulog mewaspadai kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia. Sebab, Badan Pangan Dunia (FAO) sudah memberikan peringatan.
“Harga pangan di seluruh dunia naik. Kesejahteraan India dan Cina naik, yang tadinya makan nasi sekali sehari menjadi tiga kali sehari. Padahal penduduk mereka sudah sepertiga dari jumlah penduduk dunia,” kata politikus dari Fraksi Golkar itu.
Karena itulah, dia meminta Bulog sebagai penjaga cadangan beras nasional harus bisa mengantisipasi hal tersebut. “Kenaikan harga ini wajar, justru itu yang harus kita siasati,” kata Siswono.
ROSALINA