Seperti biasa, saat panen raya harga gabah langsung turun tajam, Inpres Harga Pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras No 3 tahun 2012 belum efektif untuk mengatasi situasi melimpahnya produksi gabah disaat panen raya. Di lapangan, masih terjadi pembelian dibawah HPP. Akhirnya, sebagaimana hukum ekonomi, harga pun turun drastis. Petani lagi-lagi dirugikan dengan situasi mata rantai beras yang tidak mendukung terpenuhinya sistem harga yang adil.
Seperti di beritakan oleh Republika.co.id (01/04/2013). Harga gabah di wilayah eks Karesidenan Banyumas yang saat ini sedang mengalami masa panen raya anjlok hingga di bawah Harga Pedoman Pemerintah (HPP).Kondisi ini menyebabkan petani tidak mendapat keuntungan yang memadai. Saat ini gabah kering giling hanya dihargai Rp 3.900 per kg untuk jenis gabah yang pulen seperti IR 64. Sedangkan untuk gabah jenis Logawa yang banyak ditanam petani, hanya dihargai Rp 3.700-Rp 3.800 per kg, jelas Sardi (59), warga Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Senin (1/4). Harga tersebut, menurutnya, sudah anjlok dibawah harga HPP Rp 4.200 per kg untuk harga gabah kering giling. Dia khawatir, harga akan terus anjlok karena saat ini petani masih banyak yang panen. Dengan harga serendah itu, keuntungan yang diperoleh petani menjadi sangat minim. Hal ini karena untuk menanam padi, petani juga harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk membeli bibit, mengolah tanah, membeli pupuk dan obat-obatan.
Source: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/13/04/01/mkk419-garagara-bulog-harga-beras-anjlok