Jakarta – Seknas Aliansi Petani Indonesia (API) menggelar Rapat Pimpinan Nasiona (Rapimnas) ke-10 di Gedung Yayasan Binadesa, Jl. Saleh Abud, Otista, Jakarta (10-13/12). Hadir dalam pertemuan tersebut Dewan Tani dan perwakilan dari 26 serikat tani beserta seluruh staff Badan Pengurus Harian (BPH) Sekretariat Nasional API.
Rapat Pimpinan Nasional merupakan pertemuan anggota tertinggi setelah Munas (Musyawarah Nasional), yang diselenggarakan tiap tahun dengan agenda evaluasi dan laporan BPH serta melakukan perencanaan kerja pada tahun berikutnya. Selain itu Rapimnas kali ini secara khusus juga menjadi momentum bagi upaya mendorong organisasi perempuan API yang sedianya akan menyelenggarakan Renstra (perencanaan strategis) Aliansi Perempuan Petani Indonesia (APPI).
Hal ini selaras dengan tema Rapim, yakni “Mewujudkan Kesejahteraan Petani Melalui Pertanian Berkelanjutan Berbasis Usaha Pertanian Keluarga”. Tema ini dinilai tepat untuk memberi gambaran yang lebih jelas dan diharapkan menjadi visi bagi upaya memperkuat kelentingan dan daya tahan petani dalam menjawab tantangannya yang makin besar kedepan. Hal mana erat kaitannya dengan kerentanan pangan dunia dan berbagai regulasi ekonomi dan perdagangan yang sering tak mampu menempatkan petani pada posisi yang diuntungkan. Keikutsertaan dan pelibatan aktif petani perempuan dalam tata ekonomi rumah tangga petani melalui pertanian berbasis rumah tangga (family farming) diharapkan dapat memperkuat daya tahan petani, melepaskan diri dari ketergantungan, pesimisme serta selanjutnya dapat memiliki kepercayaan diri untuk lebih produktif dalam menghadapi tantangan pasar, tentu dengan tetap kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang merugikan mereka.
Konsultasi Nasional
Rapimnas ke-10 API didahului dengan agenda Konsultasi Nasional yang dihadiri oleh pemerintah dan privite sector. Dalam pandangannya, Harry Danto yang adalah seorang pengusaha beras organik, menyampaikan pentingnya soliditas organisasi untuk menjadi salah satu sarana pendukung utama penguatan produksi dan usaha paska panen. Selain itu dia juga banyak menekankan pentingnya membaca peluang melalui perbaikan kualitas produksi.
Sementara itu, Elias Payong, asisten Deputi Pangan Kemenko Bidang Ekonomi yang hadir mewakili pihak pemerintah menyatakan kegembiraannya dapat hadir dalam forum Rapim kali ini. Menurutnya, proses forum konsultasi berlangsung dengan sangat baik dan penuh rasa kekeluargaan meski tanpa harus kehilangan nuansa kritisnya.
Apa yang diutarakan Payong memang tidak berlebihan. Forum konsultasi yang diikuti oleh seluruh peserta berlangsung dengan dinamis. tidak sedikit para peserta yang tak segan bertanya ataupun memotong pembicaraan kedua nara sumber, baik untuk menyampaikan sanggahan, pendapat maupun untuk sekedar berseloroh. Suasana tampak santai dengan diselingi canda-canda segar penuh kekeluargaan. Namun demikian para peserta tampak antusias mengikuti jalannya diskusi. “Pak Harry sangat membesarkan hati kami. berbagai informasi yang beliau sampaikan sangat penting untuk memotifasi para petani”, ujar Bayyinah, koordinator petani Istiqomah yang selama ini intens mempraktekkan pertanian organik di wilayah Banjarnegara. “”Selain itu belau menunjukkan sisi nasionalisme seorang pengusaha Indonesia yang mendukung kesejahteraan petani”, tambahnya.
Rapat Pimpinan
Rapat para pimpinan organisasi anggota API beserta seluruh staff Badan Pengurus Harian yang berkedudukan di Sekretariat Nasional diselenggarakan pada hari kedua. Terkait dengan Rencana Kerja Organisasi seluruh peserta terbagi dalam empat sidang komisi yang masing-masing secara khusus mendiskusikan empat tema besar, yakni Tata Laksana Organisasi, Advokasi Kebijakan, Peningkatan Kapasitas dan Pengelolaan Pengetahuan.
Masing-masing komisi mempresentasikan hasil diskusinya dan menyampaikan berbagai rencana kerja yang bisa dilakukan di masa yang akan datang , berdasarkan potensi sumberdaya yang ada. Dalam sidang peno yang digelar tampak diskusi mengalir dengan baik. berbagai umpan balik yang diberikan setiap anggota sidang merefleksikan visi para perwakilan kelompok tani, meski juga sedikit merangsang pertanyaan dari beberapa serikat yang saat ini masih dalam keadaan “konflik”.
Sebelumya dalam laporan pertanggungjawaban BPH, Sekjend menyampaikan ilustrasi tentang rencana perubahan taktis atas arah perjuangan API, yakni mendorong entrepreunership petani melalui skema serikat dagang petani. “Ini mungkin bisa beresiko pada ditinggalkannya API oleh beberapa anggota yang kurang tune in dalam skema ini”, ungkap Sekjend API, M. Nur Uddin. “Tapi arah API kedepan untuk lebih fokus pada fasilitasi dagang dan pengelolaan paska panen tampaknya menjadi keputusan penting untuk “memaksa” anggota mampu bertarung dalam produksi dan perdagangan. hal ini pula yang secara visioner dan riil diharapkan mampu memberi benefit nyata kepada petani anggota”, lanjutnya. [Dzi] [nggallery id=8]