Jumat, 4/2/2011 | 13:21 WIB
Fifi Juliana Jelita
KOMPAS.com – Meskipun bukan buah asli Indonesia, tetapi keberadaan mangga yang tersebar luas di penjuru Nusantara membuatnya populer sebagai salah satu buah tropis kebanggaan kita.
Aslinya, mangga berasal dari India. Di sana, mangga telah dibudidaya sejak lebih dari 6.000 tahun lalu. Berdasarkan cerita lisan di India, mangga merupakan penjelmaan dari Dewa Prajapati (Tuhan, atau pelindung hidup manusia). Istilah mangga sendiri berasal dari Bahasa Tamil, mangkay atau mangas.
Selain kelezatannya, mangga menjadi demikian populer karena mengandung antioksidan yang dapat menetralisasi radikal bebas. Tak hanya itu, mangga mengandung zat besi tinggi yang baik bagi pengidap anemia. Mangga juga dapat dikonsumsi untuk memperbaiki masalah pencernaan karena mengandung enzim yang membantu mencerna protein.
Untuk menghargai varietas mangga di Indonesia, kali ini kami tampilkan beberapa jenis mangga beserta karakteristik khasnya. Selain nama, gunakan aroma, rasa, dan tekstur sebagai patokan untuk membedakan varietas mangga. Mulai dari masam ke harum, kecut ke manis, hingga lembut ke renyah.
Apel Australia. Daging buahnya lembut, bahkan hampir tidak berserat sama sekali. Namun, berbeda dengan jenis mangga apel Indonesia yang manis, jenis ini terasa hambar, meski sudah masak sekalipun.
Arumanis. Bentuknya bulat panjang, sedikit berparuh, dengan ujung meruncing. Pangkal buahnya merah keunguan, sedangkan bagian lainnya hijau. Kulitnya tipis tetapi berlapis lilin. Daging buahnya tebal, berwarna kuning mulus, lunak, tidak berserat, dan tidak terlalu banyak mengandung air. Saat masak, rasa arumanis kadang-kadang meninggalkan aroma nanas di ujung lidah.
Podang lumut. Salah satu hasil utama Kediri, Jawa Timur, ini memiliki warna kulit kuning kehijauan, dengan rasa manis-agam masam. Selain enak disantap segar, mangga podang banyak diolah menjadi pure, sirup, dodol, jeli, manisan, dan keripik.
Budiraja. Di daerah asalnya, Jawa Timur, nama mangga ini hanya Raja. Tidak pakai Budi. Namun, di supermarket besar di Indonesia, entah mengapa namanya berubah menjadi Budiraja. Mangga ini memiliki tektur daging buah yang lembut dan aroma yang harum, dengan sari buah sangat banyak.
Golek. Panjang buah dapat mencapai 30 cm dengan bentuk pipih agak melengkung. Aroma dan rasanya tidaklah setajam arumanis atau gedong gincu. Kulit buahnya hijau muda dan akan berubah menjadi kuning kemerahan saat masak.
Bunder. Bentuknya bulat kecil seperti mangga apel. Namun, rasanya tidak semanis itu. Bunder termasuk mangga berserat halus dengan rasa manis cenderung masam. Biasanya, bunder menjadi salah satu buah pelengkap rujak.
Bapang. Bapang sering diolah menjadi campuran sambal. Entah itu saat masih muda atau ketika masak. Fisik buahnya memang menggemaskan; mengkal tetapi ranum. Rasanya manis, cenderung masam dengan air buah banyak.
Kuweni. Kuweni belum pernah ditemukan tumbuh liar di Indonesia. Ini merupakan hibrida antarspesifik alami, antara mangga dan bacang, yang memiliki aroma harum dan tajam, seperti terpentin (minyak untuk mengencerkan cat). Daging buahnya lembut, memiliki konsistensi lebih padat daripada bacang, dan berserat lebih halus. Kulitnya hijau sampai kekuningan, dengan bintik-bintik lentisel berwarna kecoklatan. Kulit buahnya tebal, 3-4 mm, dengan daging kuning sampai agak jingga. Rasanya manis-asam.
Harum bali. Mirip arumanis probolinggo, tetapi varietas ini berkulit lebih tebal -tetap dengan lapisan lilin. Daging buahnya tebal, sekitar 3 mm, berwarna kuning mulus, dan agak kering. Rasanya perpaduan antara arumanis dengan indramayu.
Kopyor. Dinamakan demikian karena bentuk pangkal buahnya mirip dengan kopyor. Saat masak, daging buahnya berwarna kuning terang, berserat kasar, dan berair, dengan aroma terpentin serta rasa manis sedikit masam.
Gedung gincu. Bentuk buahnya bulat, sedang, dengan warna kulit kuning merah-keunguan. Saat matang, daging buahnya berwarna kuning cerah dengan rasa manis legit, disertai bau harum. Mangga gedong gincu merupakan “trademark” dari Cirebon, Jawa Barat.
Manalagi. Secara fisik, bentuk mangga ini lebih kecil dibandingkan arumanis atau golek. Warna kulitnya hijau cerah dengan bintik-bintik putih. Rasanya sangat manis, bahkan saat belum terlalu masak sekalipun. Saat masak, warna kulitnya akan berubah hijau tua dengan warna daging buah putih kekuningan hingga oranye.
Indramayu. Berukuran besar dan memiliki serat yang rapat. Saat matang, rasa mangga indramayu manis dan kering, sehingga terasa gurih di mulut.
(Sumber: http://female.kompas.com/read/2011/02/04/13214391/Sepotong.Mangga.Kaya.Rasanya)