Dana akan digunakan untuk rekonstruksi waduk di Banten dan pembangunan infrastruktur.
Senin, 27 Desember 2010, 13:47 WIB
Umi Kalsum, Denny Armandhanu
VIVAnews – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memberikan bantuan pinjaman kepada Indonesia sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun untuk tiga sektor pembangunan prioritas. Salah satunya untuk mendanai rekonstruksi waduk Karian di Banten.
Penandatangan kerangka pinjaman dilakukan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Hamzah Tayeb dan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Ho-Young, di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta, 27 Desember 2010. Pinjaman ini adalah pinjaman Korsel ke Indonesia untuk kerja sama pembangunan ekonomi (EDCF) periode tahun 2010-2013.
Tayeb mengatakan bahwa program bantuan kerjasama ini nantinya akan berlaku secara jangka panjang dengan masuknya investasi Korsel ke Indonesia. Sebelumnya pada EDCF periode tahun 2007-2008, Korsel memberikan bantuan sebesar US$149,9 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Dana ini digunakan untuk pembaharuan beberapa rumah sakit di tanah air serta pembangunan infrastruktur di Padang. Dana ini juga diberikan oleh pihak Korea untuk berinvestasi, berarti bisa berjangka panjang, ujar Tayeb.
Dia mengatakan, penggunaan dana untuk beberapa proyek pembangunan masih dalam tahap pembicaraan. Tahap akhir pembicaraan akan segera dilakukan, sementara itu dana telah tersedia dan siap untuk digunakan. Dana akan digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pengembangan industri, kata Tayeb.
Bantuan ini akan dapat menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ujarnya lagi.
Menurut pernyataan yang diberikan oleh kedubes Korsel, dua proyek telah dipastikan pelaksanaannya pada rentang tahun 2010-2013 ini. Proyek sebesar US$140 juta tersebut adalah konstruksi waduk Karian dan perbaikan komunikasi radio Polri.
Sebanyak US$100 juta untuk konstruksi waduk multifungsi Karian dan US$ 40 juta untuk sistem komunikasi radio bagi polisi nasional Indonesia, ujar pernyataan tersebut.
EDCF adalah bantuan dana berupa kerjasama ekonomi antara Korsel dan beberapa negara berkembang sejak tahun 1987. Bantuan pertama Korsel untuk Indonesia pada 1987 adalah pembangunan jalan lintas Padang, Sumatera Barat yang memakan dana US$13 juta.
Sebanyak 47 negara telah menerima bantuan ECDF ini, Indonesia adalah negara penerima dana bantuan terbesar kedua diantara negara-negara tersebut dengan 16 proyek sejak tahun 1987-2009 yang memakan biaya sebesar US$405 juta.
Indonesia adalah negara dengan potensi perkembangan serta kerja sama ekonomi yang besar, terlebih lagi hubungan diplomatik Korsel dan Indonesia sangat baik, ujar Dubes Kim Ho-young saat ditanya motivasi pemberian pinjaman tersebut kepada Indonesia. VIVAnews