Jum’at, 10 Desember 2010 – 17:02 wib
JAKARTA – Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) meminta agar pemerintah segera membentuk kelompok kerja (pokja) yang mengkaji pemanfaatan bioteknologi di Indonesia, terutama untuk pangan.
Menurut Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman, pokja serupa pernah dirancang oleh pemerintah pada 2004. Gapmmi juga berpendapat, jika untuk kepentingan ketahanan dan pengembangan pangan, bisa saja teknologi itu diadopsi. Sebenarnya, kita sudah mengkonsumsi produk hasil pengembangan bioteknologi, misalnya tempe yang selama ini diimpor. Itu hasil teknologi rekayasa bioteknologi GMO (Genetically Modified Organism), kata Adhi di Jakarta, Jumat (10/12/2010)
Adhi menjelaskan, pada saat ini, teknologi GMO dikembangkan oleh beberapa negara, seperti Arab, Filipina, India, dan Malaysia. Adhi menuturkan, di sela-sela seminar tentang Bioteknologi Modern, Agribiotechnology: Shariah Compliance di Malaysia pada 1-2 Desember 2010, para Ulama dan ahli asal Arab, Iran, dan Mesir menyepakati implementasi penggunaan bioteknologi modern untuk pangan halal.
Saat ini, dunia menghadapi isu keterbatasan pasokan pangan. Sehingga, saatnya Indonesia mempertimbangkan teknologi ini. Dikaji saja, manfaat dan dampak negatifnya, termasuk dari aspek religiusnya. Ini dalam rangka mengatasi isu ancaman keterbatasan pangan mengingat jumlah penduduk dunia yang terus bertambah, jelas Adhi.
Adhi mencontohkan, Mesir yang sudah mengimplementasikan bioteknologi modern untuk pangan (GMO) untuk tanaman. Bahkan, ujar dia, Mesir sudah memiliki sistem regulasi yang mengatur mulai dari pembenihan, penanaman, hingga pengembangannya harus sesuai prosedur yang ditetapkan.
Selama seminar itu juga diungkap bahwa, selama diimplementasikan oleh negara-negara terkait, produk hasil GMO atau bioteknologi pangan, tidak menimbulkan alergi atau masalah-masalah negatif yang dikhawatirkan, pungkas Adhi.(adn)(Sandra Karina/Koran SI/rhs)
(Sumber :http://economy.okezone.com/read/2010/12/10/320/402165 /320/pemerintah-diminta-bentuk-pokja-biosecurity)